Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi, Investor Asing Lepas Saham BMRI, BUMI, BRIS

Investor asing melakukan aksi jual terutama terhadap saham BMRI, BUMI, dan BRIS pada siang ini.
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing cenderung melakukan aksi jual di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham yang paling banyak dilepas investor asing ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).

IHSG ditutup melemah 1,7 poin atau 0,03 persen ke level 6.065,81 pada akhir sesi I. IHSG sempat dibuka menguat tajam sebesar 1 persen ke level 6.131,63. Namun, di pertengahan sesi kenaikan indeks mulai melambat dan berfluktuatif hingga parkir di zona merah.

Total transaksi perdagangan di sesi pertama mencapai 17,63 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp12,24 triliun. Investor asing mencatat aksi jual bersih sebesar Rp477,69 miliar di seluruh pasar.

Mengutip laporan konsultan keuangan D'Origin, investor asing melakukan aksi jual terutama terhadap saham BMRI dan BUMI. Net sell saham BMRI mencapai Rp72,47 miliar, sedangkan net sell saham BUMI sebesar Rp64,16 miliar.

Selanjutnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga tak luput dari aksi jual asing dengan net sell Rp46,17 miliar. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga mencatat net sell Rp42,81 miliar.

Sementaar itu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing Rp81,62 miliar dan Rp73,68 miliar.

Sebelumnya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksi IHSG bergerak di kisaran 5.878 hingga 6.123 hari ini. IHSG pun diperkirakan melanjutkan penguatannya.

Jika IHSG dapat mempertahankan posisinya di atas level resisten terdekat, maka IHSG masih berpotensi untuk mengalami kenaikan jangka pendek.

“Sentimen dari tercatatnya capital inflow secara year to date dan masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia yang terlihat dari data yang telah terlansir juga turut menjadi penunjang bagi kenaikan IHSG,” ujar William seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (2/2/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper