Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Kinerja Emiten Unggas CPIN & JPFA Semester I/2025, Siapa Lebih Unggul?

Kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menghadapi periode yang menantang sepanjang semester I/2025.
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten unggas dan pakan ternak berskala raksasa, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menghadapi periode yang menantang sepanjang semester I/2025. Hal itu tecermin dari capaian pendapatan dan laba pada 6 bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, CPIN mengantongi penjualan neto Rp33,06 triliun. Capaian itu hanya naik tipis 0,3% dari Rp32,96 triliun pada semester I/2024.

Nasib berbeda dibukukan oleh JPFA. Sepanjang Januari-Juni 2025, penjualan neto JPFA turun tipis 0,6% year-on-year (YoY) dari Rp27,64 triliun pada semester I/2024 menjadi Rp27,48 triliun.

Dua emiten unggas dan pakan ternak itu juga membukukan kinerja profitabilitas yang berbeda sepanjang paruh pertama tahun ini. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih CPIN naik 7,4% YoY menjadi Rp1,9 triliun dari Rp1,76 triliun pada semester I/2024.

Di sisi lain, laba bersih JPFA menyusut menjadi Rp1,23 triliun pada semester I/2025. Dengan capaian tersebut, Japfa mengalami penurunan laba bersih 16,43% YoY dari realisasi Rp1,47 triliun pada 6 bulan pertama 2024.

Hingga akhir Juni 2025, laba per saham CPIN tercatat sebesar Rp116 dan laba per saham JPFA senilai Rp106.

Dalam riset terbaru, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Wilastita Muthia Sofi memperkirakan JPFA akan mengantongi penjualan Rp53,89 triliun pada tahun ini. Adapun, risiko yang membanyangi prospek JPFA ialah melemahnya daya beli, disrupsi pasokan bahan baku, dan intervensi pemerintah.

Sementara itu, CPIN diestimasi meraih pendapatan Rp64,32 triliun dan laba bersih Rp4,22 triliun pada 2025. Risiko tekanan margin di bisnis makanan olahan menjadi salah satu yang diwaspadai CPIN.

BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi beli terhadap saham CPIN dengan target harga Rp6.400 dan beli terhadap saham JPFA dengan target harga Rp2.100.

Sebelumnya, analis Ajaib Sekuritas Asia Rizal Rafly memperkirakan bahwa sektor perunggasan Indonesia akan tetap tangguh pada semester II/2025 didukung oleh permintaan yang stabil dan penurunan biaya pakan.

"Meskipun permintaan biasanya menurun pasca-Lebaran, konsumsi diperkirakan akan pulih menjelang akhir tahun, didorong oleh kenaikan upah dan musim liburan," ungkapnya.

Dia tetap merekomendasikan beli saham CPIN dengan target harga Rp5.600 dengan latar belakang biaya pakan yang tetap terkendali. Harga jagung terpantau masih di bawah Rp5.000 per kg dan bungkil kedelai di bawah US$500 per ton sehingga mendukung margin laba.

Segmen pakan CPIN, yang diformulasikan dengan sekitar 50% jagung dan sekira 20% bungkil kedelai tetap menjadi kekuatan utama dalam mengendalikan biaya dan memastikan efisiensi.

"Margin pakan tetap sehat dengan harga jagung di bawah Rp5.000 per kg dan bungkil kedelai di bawah US$500 per ton," ujarnya.

Marvin Lievincent, analis Philip Sekuritas juga tetap konstruktif terhadap prospek Japfa dengan menaikkan target harga menjadi Rp2.500 dari sebelumnya Rp1.700.

"Revisi target tersebut sejalan momentum pendapatan dan pemulihan sektor, bukan [bersifat] sentimen. Kami melihat potensi kenaikan yang berkelanjutan seiring menguatnya fundamental JPFA," katanya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro