Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada akhir perdagangan Rabu (27/1/2021) atau Kamis pagi WIB, terangkat pembelian aset aman ketika investor menjadi lebih berhati-hati di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari Covid-19.
Mengutip Antara, pasar cenderung bersikap hati-hati setelah Federal Reserve AS menyatakan kekhawatiran tentang kecepatan pemulihan ekonomi, sehingga beralih ke dolar AS.
Saham-saham dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun sementara mata uang safe-haven dolar AS menarik minat pembeli.
"Ada banyak kekhawatiran tentang efektivitas peluncuran vaksin di Amerika Serikat," kata Minh Trang, pedagang valas senior di Silicon Valley Bank. “Hari ini adalah hari tanpa risiko yang pasti.”
Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol dan tidak membuat perubahan pada pembelian obligasi bulanan, berjanji lagi untuk mempertahankan pilar ekonomi tersebut sampai ada rebound penuh dari resesi yang dipicu pandemi.
“Dolar mendapatkan dukungan dari pesan Fed yang lebih berhati-hati. Saya akan mengatakan bahwa Fed setelah mencatat moderasi baru-baru ini dalam kecepatan pemulihan menambah kekhawatiran tentang prospek jangka pendek,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.
Baca Juga
Kasus virus corona global melampaui 100 juta pada Rabu (27/1/2021) menurut penghitungan Reuters, ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang dengan varian virus baru dan kekurangan vaksin.
Indeks Mata Uang Dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,53 persen menjadi 90,636, setelah sebelumnya mencapai 90,896, level tertinggi sejak 18 Januari.
Euro melemah 0,48 persen menjadi 1,2101 dolar. Mata uang tunggal semakin tertekan setelah pemerintah Jerman pada Rabu (27/1/2021) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi terbesar Eropa itu menjadi 3,0 persen tahun ini, revisi tajam dari perkiraan musim gugur lalu sebesar 4,4 persen, disebabkan oleh penguncian virus corona kedua.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko merosot 1,08 persen menjadi 0,7664 dolar AS setelah sebelumnya jatuh ke 0,7642 dolar AS, level terendah sejak 4 Januari.
Trang dari Silicon Valley Bank mengutip tingkat taruhan bearish yang secara historis meningkat terhadap greenback sebagai bagian dari alasan penguatan mata uang AS karena investor bergegas untuk memangkas taruhan tersebut.
Terlepas dari rebound dolar baru-baru ini dari posisi terendah multi-tahun, spekulasi bearish pada mata uang AS berada pada level tertinggi satu dekade.
"Setiap kali Anda melihat penumpukan semacam itu dan Anda melihat pembalikan tertentu, Anda akan melihat pergerakan substansial," kata Trang.
Sterling naik ke level tertinggi baru delapan bulan terhadap euro pada Rabu (27/1/2021) karena peluncuran vaksin Covid-19 Inggris yang lebih cepat daripada dukungan Uni Eropa untuk pound.
Sementara itu bitcoin jatuh dalam sesi yang tidak stabil dan tergelincir di bawah 30.000 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 22 Januari. Kemudian pulih ke 30.686 dolar AS, turun 5,59 pada Rabu (27/1/2021).
Bitcoin anjlok 27 persen dari rekor US$42.000 yang dicapai pada 8 Januari, tetapi melesar sekitar 174 persen sejak kenaikannya baru-baru ini dimulai pada pertengahan Oktober.