Bisnis.com, JAKARTA – Spread imbal hasil (yield) antara surat berharga negara (SBN) dan obligasi korporasi berpeluang menipis seiring dengan pemulihan ekonomi dan perbaikan fundamental perusahaan.
CIO Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan pelebaran spread imbal hasil disebabkan oleh pandemi virus corona yang menekan kinerja perusahaan-perusahaan. Hal ini juga ditambah dengan sikap investor yang lebih memilih obligasi pemerintah ketimbang perusahaan
“Investor cenderung flight to quality ke obligasi pemerintah seiring dengan tekanan kepada fundamental perusahaan,” ujarnya baru-baru ini.
Meski sedang melebar, Ezra mengatakan prospek berkurangnya spread yield SBN dan obligasi korporasi cukup terbuka tahun ini. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh imbal hasil SBN yang sedang mengalami penurunan.
Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 6,346 persen. Dalam rentang waktu sebulan terakhir, yield obligasi Indonesia melemah 20 basis poin.
Di sisi lain, pemulihan ekonomi yang mulai berjalan akan memberi efek positif pada kondisi fundamental perusahaan-perusahaan. Upaya restrukturisasi yang dilakukan korporasi selama pandemi juga dinilai telah membuahkan perbaikan kinerja pada beberapa sektor.
Lebih lanjut, Ezra menambahkan, penyerapan obligasi korporasi pun akan membaik seiring dengan tren suku bunga rendah serta likuiditas dalam negeri yang berlimpah.
“Permintaan obligasi korporasi akan bagus tahun ini karena investor masih memiliki banyak dana,” pungkasnya.
Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) imbal hasil obligasi korporasi di semua tenor hingga jelang akhir tahun lalu menunjukkan penurunan dibandingkan rata-rata imbal hasil sepanjang tahun 2019.
Kendati demikian, spread imbal hasil obligasi korporasi dengan yield pemerintah juga menunjukkan pelebaran.
“Pelebaran yang terjadi pada semua tenor terjadi seiring dengan tekanan keuangan emiten,” demikian kutipan laporan Pefindo.
Data dari Pefindo per 10 Desember 2020 menyebutkan, imbal hasil obligasi korporasi berperingkat AAA dengan tenor 1 tahun tercatat sebesar 5,43 persen dibandingkan 6,25 persen pada 2019.
Sementara itu, spread terhadap obligasi pemerintah dengan tenor yang sama tercatat sebesar 204 basis poin. Jumlah tersebut jauh diatas spread pada 2019 lalu sebanyak 95 basis poin.
Imbal hasil surat utang korporasi dengan rating AAA tenor 3 tahun adalah sebesar 7,19 persen dibandingkan 7,35 persen pada 2019. Sementara itu, spread terhadap SBN dengan tenor yang sama tercatat sebesar 191 basis poin, atau naik dibandingkan catatan 2019 sebesar 105 basis poin.
Selanjutnya, yield surat utang korporasi tenor 5 tahun adalah sebesar 6,91 persen dibandingkan 7,54 persen pada 2019. Sementara itu, spread terhadap SBN dengan tenor yang sama tercatat naik menjadi 186 basis poin dibandingkan 110 basis poin pada 2019.
Sementara itu, imbal hasil surat utang korporasi tenor 10 tahun adalah sebesar 7,9 persen dibandingkan 8,26 persen pada 2019. Adapun, spread terhadap SBN dengan waktu jatuh tempo yang sama tercatat sebesar 175 basis poin, naik dari posisi sebelumnya sebesar 120 basis poin.