Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1/2021) setelah pelantikan Presiden AS, Joe Biden
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat 22,5 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.012.
Rupiah kemudian bergerak menguat 17,5 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.017 per dolar AS pada pukul 09.28 WIB.
Nilai rupiah menguat di tengah tren serupa yang terjadi di Asia. Rupee India memimpin penguatan mata uang Asia sebesar 0,22 persen, disusul dolar Taiwan yang juga menguat 0,1 persen. Adapun, indeks dolar dibuka terkoreksi 0,14 persen ke level 90,3490.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bakal kembali menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1/2021). Rupiah akan mendapat angin segar dari sentimen luar negeri dan dari dalam negeri.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menyebutkan, salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah sikap investor yang mencerna komentar dari calon Menteri Keuangan Janet Yellen. Yellen mengatakan akan mengeluarkan lebih banyak paket bantuan Covid-19 yang berimbas pada kenaikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya mulai menjabat hari ini, dengan investor fokus pada proposal paket stimulus US$1,9 triliun minggu sebelumnya untuk meningkatkan ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin Covid-19.
“Hari ini nilai rupiah akan kembali menguat di level Rp14.000 hingga Rp14.050,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (21/1/2021).
Sementara itu, dari dalam negeri, kondisi penyebaran Covid-19 yang terus meningkat, membuat Pemerintah berencana memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Pulau Bali guna menekan laju penularan virus corona Covid-19.
Selain perpanjangan pengetatan PSBB, pemerintah juga terus melakukan stimulus berupa BLT sebesar Rp300.000,- yang sudah disalurkan, tujuannya untuk membantu masyarakat kembali beraktivitas dan masyarakat kembali percaya diri walaupun saat ini Indonesia dalam kondisi pandemi.
“Optimisme pemerintah dalam penanganan Covid-19 perlu diapresiasi oleh kita semua dan masyarakat wajib membantu dan mensukseskan program pemerintah tersebut, sehingga modal asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri,” jelas Ibrahim.