Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Merger Pelindo Kembali Berhembus, Saham IPCC dan IPCM Ngamuk Lagi

Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) melonjak dua hari beruntun. Dipicu sentimen rencana merger BUMN pelabuhan?
Mobil Mitsubishi Xpander yang akan diekspor berada di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Mobil Mitsubishi Xpander yang akan diekspor berada di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Rabu (25/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) kembali terkena auto reject atas (ARA) setelah mencetak kenaikan 25 persen. Rencana besar konsolidasi yang melibatkan BUMN pelabuhan menjadi bahan bakar yang mendorong kenaikan saham dua emiten tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, saham IPCC ditutup melesat 165 poin atau 24,44 persen ke level 840. Sementara itu, saham IPCM melonjak 100 pon atau 23,81 persen ke level 520.

Sejak 4 Januari 2021, saham IPCC telah naik 58 persen sedangkan saham IPCM menguat 47,72 persen. Adapun, pada perdagangan hari ini, nilai transaksi saham IPCC dan IPCM nyaris sama, yakni masing-msing Rp124,63 miliar dan Rp125 miliar.

Salah satu sentimen yang mendorong kenaikan saham IPCC dan IPCM adalah konsolidasi BUMN pelabuhan. Untuk diketahui, IPCC dan IPCM merupakan anak usaha PT Pelindo II (Persero). Sejak 1 Desember 1992, pengusahaan pelabuhan di Indonesia dibagi berdasarkan wilayah, sesuai amanat Undang – undang No. 21 tahun 1992. Maka, lahirlah empat BUMN pelabuhan.

Pekan lalu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan tengah mengkaji kemungkinan merger antara PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III dan PT Pelindo IV.

Pernyataan ini disampaikan pada siaran YouTube Kementerian BUMN RI berjudul "Masa Depan Pelabuhan Indonesia" yang disiarkan secara langsung pada Jumat (15/1/2021).

"Keinginan kita Pak Jokowi, tol laut itu akan semakin cepat terlaksana ketika ide besar membangun sebuah kekuatan, menyatukan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV dalam sebuah perusahaan, di merger," ungkap Arya Sinulingga, Staf Khusus Kementerian BUMN.

Sekadar mengingatkan, ide menggabungkan empat BUMN pelabuhan bukan hal baru. Pada awal 2018 Kementerian BUMN mencetuskan ide pembentukan BUMN pelabuhan. Saat itu, pada tahap awal, empat BUMN pelabuhan akan melakukan konsolidasi anak usaha yang bergerak di bisnis yang sama. 

Setahun kemudian, Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pembentukan Dewan Transformasi dalam rangka Implementasi Cluster Prioritas Pelindo Incorporated.

Penandatanganan SKB itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Berita Acara Hasil Rapat Koordinasi IPC, Pelindo I, Pelindo III dan Pelindo IV, tentang tindak lanjut pembentukan Pelindo Incorporated.

Jalan untuk menggabungkan empat BUMN pelabuhan bisa diterka lewat pemilihan manajemen masing-masing pelabuhan. Erick Thohir sebelumnya sudah melakukan sejumlah perombakan pengurus. 

Walhasil, saat ini pucuk pimpinan PT Pelindo I (Persero) dan PT Pelindo IV (Persero) merupakan eks direksi PT Pelindo II (Persero). Direktur Utama Pelindo I dijabat Dani Rusli Utama yang sebelumnya menjabat Direktur Teknik Pelindo II. Adapun Direktur Utama Pelindo IV dijabat Prasetyadi, mantan Direktur Operasi Pelindo II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper