Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengungkapkan penerapan satu data dalam vaksinasi Covid-19 mulai menghadapi kendala tidak validnya data penerima vaksin Covid-19.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menuturkan vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu solusi pandemi telah dimulai sejak pekan lalu. Namun, vaksinasi yang terlihat mudah ini ternyata prosesnya tidak sebagaimana yang terlihat.
Proses panjang vaksinasi terangnya, dimulai dari impor, distribusi hingga penyuntikan di tempat tujuan. Vaksin Sinovac terangnya harus tetap berada dalam kotak pendingin dengan suhu antara 2 derajat-8 derajat celcius, sehingga dibutuhkan teknologi internet untuk memastikan suhu tetap terjaga.
"Harus pakai teknologi Internet of Things [IOT] supaya tetap termonitor, ini jadi tentangan kalau lokasi akhirnya daerah remote. Selain itu, vaksinasi yang gratis ini ke tenaga kesehatan, ditemui banyak kendala," ujarnya, Kamis (21/1/2021).
Ririek menerangkan kendala saat vaksinasi tersebut ada pada ketidakakuratan data, seperti data tempat tinggal, dan nomor kontak yang tidak sesuai.
Daftar masyarakat yang sudah ditargetkan mendapatkan vaksin terlebih dahulu ini cukup banyak yang tidak ada, entah karena nomor kontaknya berganti atau alamatnya berpindah.
Baca Juga
"Cukup banyak yang tidak ada, No HP ganti, tidak daftar ke berikutnya. Ini harusnya bisa diatasi sebelum vaksin bisa digunakan masyarakat luas," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan vaksinasi dilaksanakan melalui pelantar vaksinasi yang terintegrasi dari mulai pengiriman hingga penyuntikan. Adapun, ketika masyarakat akhirnya melakukan vaksinasi mandiri pun wajib tetap terintegrasi dengan pelantar tersebut.
Bos emiten bersandi TLKM ini menegaskan pentingnya data akurat dalam proses vaksinasi. Pasalnya, ketika data tidak akurat, masyarakat yang menjadi sasaran tidak dapat terundang untuk melaksanakan vaksinasi melalui SMS.
"Kalau tidak terundang, tidak ikut program vaksin. Nantinya, kami akan membentuk data akurat, registrasi data vaksinasi, ketika vaksin sudah ada, kesehatan lumayan baik, herd immunity terbentuk, ekonomi akan menjadi lebih baik," paparnya.