Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Bangkit, Harga Bijih Besi Melejit

Harga bijih besi juga sempat naik hingga 0,53 persen ke US$1.072 per ton di Dalian Commodity Exchange (DCE). Secara year to date (ytd) harga bijih besi telah naik 8,20 persen.
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India (9-11-2012)-Reuters-Danish Siddiqui
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India (9-11-2012)-Reuters-Danish Siddiqui

Bisnis.com, JAKARTA – Harga bijih besi bertahan di level US$170 per ton seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan total produksi baja China yang positif.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (18/1/2020), harga bijih besi berjangka di Singapura sempat naik sebanyak 1,3 persen ke level US$171,36 per ton hingga pukul 11.14 waktu setempat. Catatan ini sekaligus menjadi harga tertinggi dalam empat pekan.

Sementara itu, harga bijih besi juga sempat naik hingga 0,53 persen ke US$1.072 per ton di Dalian Commodity Exchange (DCE). Secara year to date (ytd) harga bijih besi telah naik 8,20 persen.

Salah satu katalis positif penguatan harga bijih besi adalah rilis data yang menunjukkan tingkat produk domestik bruto (PDB) China naik 2,3 persen pada 2020. Hasil tersebut sekaligus menjadikan China sebagai satu-satunya ekonomi utama dunia yang tidak mencatatkan kontraksi.

Data yang dirilis Biro Statistik China juga menyebutkan, tingkat pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV/2020 adalah sebesar 6,5 persen, atau telah kembali ke level sebelum terjadinya pandemi virus corona.

“Kenaikan ini didukung oleh output industri domestik yang lebih baik dari perkiraan,” demikian kutipan laporan Biro Statistik China.

Sementara itu, jumlah produksi baja pada tahun lalu naik 5,2 persen dibandingkan dengan 2019. Lonjakan tersebut ditopang oleh paket stimulus China yang difokuskan pada sektor konstruksi.

Selanjutnya, data dari Bea Cukai China mencatat angka impor bijih besi China pada Desember 2020 tumbuh 9,5 persen secara ytd ke 1,17 miliar ton.

Adapun, pada tahun 2020, China juga mencatatkan angka impor bijih besi tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini mencerminkan tingkat permintaan biji besi yang kuat dari China.

“Tahun lalu merupakan angka impor bijih besi terbesar yang pernah dicatatkan oleh China. Terganggunya produksi tiga negara utama eksportir bijih besi dunia karena faktor cuaca akan menjadi katalis tambahan yang memperkuat harga bijih besi,” demikian kutipan laporan dari UBS Group AG.

Sementara itu, kebakaran yang terjadi pada salah satu pelabuhan milik Vale SA berhasil dipadamkan tanpa adanya kerusakan lingkungan atau korban jiwa.

“Kebakaran ini tidak berdampak terhadap pengiriman bulanan yang rutin dilakukan,” demikian pernyataan manajemen salah satu perusahaan produsen bijih besi terbesar di dunia itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper