Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mengalami penguatan signifikan pasca pandemi Covid-19 pada Mei 2020 didukung oleh meningkatnya investor pasar modal secara signifikan.
Peningkatan investor di pasar modal selama pandemi terjadi kenaikan sekitar 56,45 persen yang membuat indeks pulih dari kondisi terburuknya Mei 2020.
Per 14 Januari 2021 IHSG ditutup pada level 6.428,3 setelah sempat menyentuh level paling rendahnya pada 24 Maret 2020 di level 3.937,6. Artinya, IHSG meningkat sekitar 63,25 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan penguatan ini sebagai dampak kebijakan pengendalian volatilitas yang telah dikeluarkan sejak adanya pandemi terlihat nyata ketika Mei 2020, volatilitas IHSG sudah mulai mereda dan pasar SBN juga sudah mulai menguat.
"Penguatan ini tidak terlepas dari meningkatnya jumlah investor di pasar modal yang mencapai 3,88 juta investor yang meningkat dibandingkan dengan 2019 yang hanya 2,48 juta investor," katanya, Jumat malam (15/1/2021).
Hal ini jelasnya, sejalan dengan inisiatif strategis OJK untuk meningkatkan basis investor domestik dan pendalaman pasar keuangan.
Baca Juga
"Hal ini mengindikasikan kepercayaan investor yang membaik. Peningkatan kepercayaan investor tersebut mampu meningkatkan capital inflows dan menahan capital outflows," terangnya.
Dia menerangkan setelah mencapai titik terendah sebesar 3.937,6 pada 24 Maret 2020, IHSG sampai dengan akhir tahun telah menguat dan ditutup pada level 5.979,7 pada 30 Desember 2020. Pada perdagangan saham 14 Januari 2021, IHSG ditutup pada level 6.428,3.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini mengalami peningkatan 1,85 persen dan berada pada level 6.373,412 dari posisi 6.257,835 pada penutupan pekan lalu.
Kapitalisasi pasar bursa selama sepekan juga ditutup meningkat 1,77 persen atau sebesar Rp7.430,367 triliun dari Rp7.301,016 triliun pada pekan sebelumnya.