Bisnis.com, JAKARTA – Setelah Saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) terkena suspensi akibat adanya indikasi unusual market activity (UMA), terdapat dua emiten farmasi yang dinilai dapat menyusul terkena penghentian sementara perdagangan akibat terlalu tingginya aktivitas pasar.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menuturkan secara valuasi fundamental rata-rata saham farmasi atau consumer farmasi sudah overvalued. Dengan demikian, waktunya bagi para trader untuk mengambil peluang profit taking jangka pendek.
Dia menyebut euforia vaksinasi Covid-19 yang membuat sentimen investor terhadap saham-saham farmasi hanya akan berlangsung sementara. Apalagi, saham BUMN farmasi seperti PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF) bisa saja menyusul PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) terkena peringatan UMA.
"Secara valuasi fundamental memang rata-rata sudah overvalue karena mendapat sentimen vaksinasi dan euforia investor menyambut hal tersebut. Penguatan yang signifikan bisa saja terjadi UMA pada KAEF dan INAF seperti yang terjadi di tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021).
Dia melanjutkan secara teknikal, saham-saham INAF dan KAEF sudah mengalami overbought. Dengan demikian, peluang kenaikan harganya sangat terbatas. "Peluang kenaikan terbatas, lebih banyak peluang profit taking jangka pendek," imbuhnya.
Pada perdagangan sesi pertama, Selasa (12/1/2021), saham emiten pelat PT Indofarma Tbk. terpantau naik 10,8 persen ke posisi 6.925. Nilai transaksi saham INAF mencapai Rp245,15 miliar. Adapun investor asing mencatat net sell Rp4,46 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, PT Kimia Farma Tbk. dan anak usahanya PT Phapros Tbk. juga tersengat sentimen vaksinasi. Saham KAEF melesat 8,91 persen ke level 7.025 dan diperdagangkan senilai hampir Rp1 triliun.