Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Mega Tbk. milik taipan Chairul Tanjung melesat dalam sepekan terakhir, dipantik merapatnya Grup Salim di ke bank tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Bank Mega ditutup melonjak 19,93 persen ke level 8.875 pada perdagangan Jumat (8/1/2021). Dalam lima sesi, saham Bank Mega hanya naik dalam dua sesi. Namun, kenaikan di dua sesi membuat harga emiten berkode MEGA itu melesat 23,36 persen secara kumulatif dalam sepekan.
Perdagangan saham Bank Mega sebetulnya sepi. Dalam sepekan transaksi perdagangan saham hanya Rp1,5 miliar. Namun, para pemburu cuan tampak antusias dengan kehadiran Grup Salim di struktur pemegang saham Bank Mega.
Grup Salim melalui PT Indolife Pensiontama baru saja menjadi pemegang saham baru PT Bank Mega Tbk, bank yang dikendalikan oleh taipan Chairul Tanjung lewat CT Corpora.
Transaksi saham Indolife di Bank Mega tercantum dalam laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia untuk transaksi 30 Desember 2020 oleh pemegang saham di atas 5 persen.
Dalam laporan yang dipublikasikan pada 4 Januari 2021 itu, Indolife menggenggam 422.807.744 lembar saham MEGA setelah transaksi. Jumlah tersebut terdiri dari tiga transaksi, masing-masing 304.610.691 lembar, 22.624.595 lembar, dan 95.572.458.
Berdasarkan data Bloomberg, pada 28 Desember 2020 terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing yang melibatkan broker yang sama. Saat itu, terdapat transaksi 304.610.691 lembar saham senilai Rp2,07 triliun lewat broker Maybank Kim Eng Securities.
Kemudian pada 30 Desember 2020, juga terjadi transaksi crossing sebanyak 95.572.458 lembar saham senilai Rp663,19 miliar lewat broker Net Sekuritas. Data transaksi di Bloomberg ini setidaknya cocok dengan laporan di KSEI.
Walhasil, Indolife setidaknya merogoh kocek Rp2,7 triliun untuk 402.083.149 lembar saham Bank Mega. Maka, harga saham yang diborong Indolife diestimasi mencapai Rp6.726,33 per lembar, di bawah harga pasar. Pada 28 Desember 2020, harga saham Bank Mega ditutup di level Rp7.000 sedangkan pada 30 Desember 2020 sebesar Rp7.200.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan tidak ada perubahan rencana bisnis perusahaan seiring dengan masuknya Grup Salim ke dalam perseroan. Bank Mega juga belum memiliki rencana untuk menyasar sektor baru maupun menjadi bank digital setelah masuknya investor baru.
“Belum ada rencana kesana ,” terangnya, Kamis (7/1/2021) malam.
Lebih lanjut, Kostaman belum dapat menyampaikan target pertumbuhan kinerja kredit, DPK, dan laba perseroan pada tahun ini. Dia mengatakan rencana bisnis bank (RBB) Bank Mega 2021 setelah penyajian laporan keuangan posisi akhir 2020 dan hasil meeting RBB bersama dengan OJK.
Meski demikian, dia meyakini masuknya Grup Salim akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Bank Mega ke depan.