Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena pom-pom saham tengah diramaikan oleh sejumlah tokoh ternama alias influencer di Tanah Air. Kehadiran mereka dengan mempromosikan membuat harga saham emiten tertentu melejit.
Dikutip dari laman id.investing.com pada Rabu (6/1/2021), istilah pom-pom adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara mengajak orang lain untuk membeli atau menjual saham pada waktu tertentu.
Sederet tokoh atau influencer ternama turut meramaikan dan merekomendasikan dunia pasar modal di akun media sosial, antara lain artis Raffi Ahmad dan Arie Lasso, anak Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep hingga ustaz Yusuf Mansur.
Raffi dalam unggahan Instagram miliknya @raffinagita1717, mengaku baru pertama kali menginvestasikan tabungannya di dunia saham dan langsung membagikan pengalaman kepada pengikutnya (followers).
"Baru pertama kali belajar dan gw sharing sama kalian biar pada bisa nambah rezeki di 2021," tulis Raffi dalam caption unggahan Instagram seperti dikutip Bisnis, Rabu (6/1/2020).
Presenter berusia 33 tahun ini menegaskan bahwa saat ini ia tengah melirik saham milik PT M Cash Integrasi Tbk dengan kode saham MCAS. Ia terkejut nilai sahamnya melejit naik 20 persen menuju 30 persen.
Baca Juga
"M Cash ini perusahaan yang bergerak di bidang IT. Uang yang gue taruh kurang lebih selama baru 2-3 minggu sudah naik 20 persen menuju 30 persen. Gila, gokil banget," ucapnya.
Sama halnya dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep turut memberikan cuitan terkait kenaikan saham. Dalam cuitan di akun Twitter miliknya @kaesangp, pria berusia 26 tahun ini membagikan beberapa gambar yang memperlihatkan kenaikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Kaesang membagikan kenaikan saham PGAS yang naik 1,95 persen atau 30 poin menjadi Rp1.570.
"Akankah?" cuit Kaesang pada Selasa (5/1/2021).
Akankah? pic.twitter.com/OESNs5bhur
— Kaesang Pangarep (@kaesangp) January 5, 2021
Bukan hanya mencuitkan saham PT PGAS Tbk, Kaesang juga membagikan gambar kenaikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mencapai 5,94 persen atau 130 poin menjadi Rp2.320.
"Saya belom tambah udah ditinggal naik," tulisnya.
Tak mau ketinggalan, pendakwah ustaz Yusuf Mansur turut meramaikan pasar modal di media sosial miliknya. Ia mengunggah pemberitaan terkait saham perusahaan konstruksi BUMN, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Dalam unggahan Instagram @yusufmansur, pada Selasa (5/1/2021), ia memberikan respon positif Waskita Karya yang menandatangani kontrak energi baru terbarukan (EBT) dengan nilai Rp12 triliun.
"Sekali lagi, ini bukan soal cuan dari dagang saham. Pegangin aja sih. Ini soal keberpihakan, dukungan, terhadap BUMN. Dan agar BUMN ya jd riil milik kawan-kawan sebagai investor," tulisnya pada Selasa (5/1/2021).
Tak berhenti di sana, Selasa (5/1/2021), ustaz Yusuf Mansur mengunggah foto berisi kinerja emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. UYM merekomendasikan agar pengikutnya membeli saham emiten berkode INCO tersebut.
"Postur INCO. Bismillaah. Kita bisa beli dah. Geser2. Bisa. Bisa. Bisa. Kun fayakuun. Kalo ga bisa skrg, saya dan kita semua, lakuin di 2024, hehehe. Skrg, belajar dulu. Siap2 dg lsg action. Se little bit kayak gimana pun, do an action. Salah satunya ya belajar2 beli saham," tulis Ustaz Yusuf Masyur.
Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan di satu sisi otoritas bursa menyambut baik kehadiran para pemberi pengaruh (influencer) di pasar modal namun tetap ada beberapa hal yang harus didiskusikan.
“Namun [BEI] juga perlu mengingatkan mereka [influencer] akan tanggung jawab moral mereka untuk para pengikutnya dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikut apabila ada yang merasa dikecewakan,” kata Laksono, Selasa (5/1/2021).
Untuk menjaga praktik transaksi di pasar modal berjalan sesuai jalurnya, otoritas bursa bakal mengajak para tokoh publik tersebut berdiskusi. Bagi tokoh publik yang belum pernah mengikuti sekolah pasar modal (SPM) pun dianjurkan mengikuti program tersebut. Adapun, ajakan membeli saham yang dilakukan oleh influencer juga menimbulkan kekhawatiran terjadinya aksi perdagangan dengan orang dalam (insider trading).