Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awali Perdagangan, Rupiah Terkoreksi Tipis

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp13.905 per dolar AS pada pukul 09.03 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis ke level Rp13.900 per dolar AS.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis pada awal perdagangan hari ini, Selasa (5/1/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp13.905 per dolar AS pada pukul 09.03 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis ke level Rp13.900 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantapu melemah 0,025 poin atau 0,03 persen ke level 89,844 pada pukul 08.54 WIB.

Pada perdagangan perdana tahun ini, Senin (4/1/2021), nilai tukar rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen ke level Rp13.895 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi 0,36 persen menjadi 89,612. Penguatan rupiah pun menjadi yang tertinggi di antara mata uang Asia lainnya.

Dalam laporannya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah inflasi yang dialami. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 1,68 persen sepanjang tahun lalu.

"Ini menandakan hal yang positif karena konsumsi masyarakat sudah kembali menggeliat," katanya. 

Selain itu, kabar distribusi vaksin virus corona yang telah menjangkau 34 provinsi juga ikut menopang pergerakan rupiah. Meski masih di fokuskan ke Instansi-instansi tertentu, hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi sudah cukup membawa pelaku pasar kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri. 

Sementara itu, dari luar negeri, ekspektasi suku bunga AS yang akan tetap rendah dan harapan pemulihan ekonomi global turut membantu kenaikan rupiah. Hal tersebut kemungkinan akan terus melemahkan nilai dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.

Pelaku pasar juga tengah menanti hasil risalah pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu. Investor akan mencari detail lebih lanjut tentang diskusi tentang membuat panduan kebijakan ke depan mereka lebih eksplisit dan peluang peningkatan lebih lanjut dalam pembelian aset di tahun 2021.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memprediksi rupiah akan dibuka menguat pada level Rp13.850 hingga Rp.14.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper