Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Jagokan Saham BUMN Karya Berikut untuk Dikoleksi pada 2021

Masih ada prospek positif perusahaan kontraktor pada 2021 seiring dengan kenaikan anggaran infrastruktur dari pemerintah. Di sisi lain, tekanan dari sektor konstruksi masih membayangi.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Analis mempertahankan rekomendasi beli untuk saham emiten BUMN Karya dengan pertimbangan prospek sektor konstruksi yang cerah pada 2021.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael menilai positif prospek perusahaan kontraktor pada 2021 seiring dengan kenaikan anggaran infrastruktur dari pemerintah.

Adapun, pemerintah menyiapkan anggaran infrastruktur seniali Rp414 triliun untuk tahun depan, naik 47 persen dibandingkan anggaran 2020, untuk mempertahankan tingkat konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi.

“Dengan anggaran lebih tinggi dan inisiatif percepatan lelang, kami perkirakan Kementerian PUPR akan memacu belanja pada 2021,” tulis Joshua dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip pada Selasa (29/12/2020).

Lebih lanjut, pengerjaan proyek yang sempat tertunda pada 2020 akan dilanjutkan pada 2021 juga dapat menopang nilai kontrak baru yang diterima oleh BUMN Karya. 

Seterusnya hal itu akan bisa mengangkat pendaptan dan laba kontraktor pelat merah setelah menyentuh titik terendah pada tahun ini.

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan nilai kontrak baru secara agregat dari ADHI, PTPP, WIKA, dan WSKT bisa tumbuh 20 persen - 25 persen secara tahunan pada 2021 dan nilai order book tumbuh 5 persen - 10 persen.

Selain optimisme dari sisi anggaran infrastruktur, keberadaan Lembaga Pengelola Investasi (sovereign wealth fund/SWF) yang bernama Nusantara Investment Authority juga menambah semarak sentimen positif di sektor konstruksi.

“Dengan pembentukan NIA, kami perkirakan bakal ada kejelasan untuk divestasi infrastruktur di masa depan, yang akan menguntungkan kontraktor BUMN khususnya WSKT,” tulis Joshua.

Di sisi lain, Analis Panin Sekuritas Ishlah Bimo Prakoso mengingatkan tekanan dari sektor konstruksi masih membayangi.

Beberapa di antaranya a.l. kendala dalam hal pembayaran dari sejumlah pemilik proyek kepada kontraktor, keperluan pendanaan lewat penerbitan utang baru akan meningkatkan net gearing ratio, serta porsi utang BUMN Karya yang masih tinggi akan menekan marjin laba.

Berbeda dengan Joshua yang memberikan rekomendasi overweight untuk saham-saham BUMN Karya dengan saham pilihan WSKT dan ADHI, Ishlah memberikan rekomendasi netral dengan saham pilihan WIKA.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan trading buy untuk WSKT dengan target harga Rp1.300 per saham dan ADHI dengan target harga Rp1.500 per saham.

Sementara Panin Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk WIKA dengan target harga Rp1.900 per saham.

Adapun saham PTPP juga diberi rekomendasi beli dengan target harga Rp1.800 oleh Mirae Asset Sekuritas dan Rp1.550 per saham oleh Panin Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper