Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi wajib konversi atau OWK PT Garuda Indonesia Tbk. sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk kalangan perusahaan pelat merah diyakini dapat menciptakan peluang baru bagi bisnis perseroan.
Kementerian BUMN melalui Staf Khusus III Arya Sinulingga mengatakan bahwa penerbitan OWK tahap pertama ini sebagai momentum untuk terus memperkuat kiprah Garuda Indonesia dalam memaksimalkan jaringan transportasi udara di Indonesia dan mendorong peningkatan perekonomian nasional.
“[Penerbitan OWK] Juga akan mendukung Garuda Indonesia semakin agile dalam menciptakan peluang-peluang baru dan bersaing di kancah global,” ujar Arya, Senin (28/12/2020).
Dia menjelaskan bahwa Garuda Indonesia sebagai national flag carrier, memiliki peranan terhadap perekonomian bangsa. Tidak hanya karena peran Garuda Indonesia sebagai penyedia jasa transportasi udara, tetapi juga sebagai pilar ekosistem pariwisata nasional.
Untuk itu, Arya mengharapkan dukungan PEN tersebut dapat semakin meningkatkan daya saing Garuda Indonesia dalam menunjang akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Emiten berkode saham GIAA itu secara resmi menerbitkan OWK tahap pertama senilai Rp1 triliun dengan tenor 3 tahun. Penerbitan itu bagian dari persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh Perseroan dengan nilai sebesar maksimum Rp8,5 triliun dan availability period hingga 2027.
Adapun, peresmian penerbitan OWK itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Penerbitan OWK antara Garuda Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) sebagai pelaksana investasi yang ditunjuk Kementerian Keuangan RI pada Senin (28/12/2020).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, penerbitan OWK menjadi langkah awal yang positif dalam upaya percepatan pemulihan kinerja perseroan.
“Penerbitan OWK ini menjadi momentum tersendiri bagi perseroan di akhir tahun 2020 dalam membangun optimisme outlook kinerja Perseroan di tahun 2021 mendatang,” ujar Irfan.
Irfan mengaku optimistis kinerja GIAA akan semakin dinamis dalam menjawab tantangan industri penerbangan di masa yang akan datang.
Hal itu sejalan dengan berbagai upaya strategis yang telah dijalankan Garuda Indonesia dalam memperbaiki kinerja fundamental Perseroan seperti renegosiasi biaya sewa pesawat, relaksasi finansial, efisiensi produksi, hingga restrukturisasi jaringan penerbangan.
Irfan menjelaskan penggunaan dana PEN akan disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Hal itu tentu bergantung pada progres pemulihan bisnis Garuda Indonesia. Walhasil, dana PEN diharapkan bisa dimanfaatkan secara tepat guna dan proporsional.