Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar saham farmasi kompak melemah sepanjang perdagangan pekan ini seiring dengan kekhawatiran pasar terkait mutasi Covid-19 baru di Inggris. Lalu, siapa saham yang paling tahan banting?
Untuk diketahui, Inggris mengonfirmasi terdapat varian baru dari virus Corona. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, strain baru virus Corona itu 70 persen lebih menular dibandingkan virus aslinya. Sejauh ini, lebih dari 1.000 kasus yang disebabkan oleh varian baru Covid-19 telah teridentifikasi.
Strain tersebut diberi nama VUI-202012/01 dan masih diteliti oleh sejumlah ahli di negara tersebut.
Akibat penyebaran itu, Negeri Ratu Elizabeth kembali menerapkan kebijakan lockdown untuk membatasi penyebaran. Bahkan, beberapa negara pun telah menerapkan pembatasan perjalanan dari dan ke Inggris.
Kemunculan mutasi virus itu membuat pasar khawatir beberapa vaksin Covid-19 yang sudah dalam proses distribusi tidak ampuh melawan mutasi virus itu sehingga pandemi semakin lama berlangsung.
Kekhawatiran pasar itu pun menekan laju pergerakan saham, salah satunya sektor farmasi.
Baca Juga
Sepanjang perdagangan pekan ini, mayoritas saham sektor farmasi mencatatkan koreksi dan parkir di zona merah.
Adapun, pelemahan dipimpin oleh saham PT Phapros Tbk. (PEHA) yang terkoreksi hingga 10,67 persen, diikuti saham PT Indofarma Tbk. (INAF) yang turun 6,47 persen, dan saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang melemah 5,18 persen.
Selain itu, saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga melemah 4,5 persen dan saham PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) terkoreksi 3,21 persen.
Namun, di antara pelehaman saham itu, hanya saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yang berhasil menguat sepanjang pekan ini. SIDO berhasil menguat 4,52 persen sepanjang pekan dan parkir di level Rp810 per saham pada penutupan perdagangan Rabu (23/12/2020).