Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Libur Natal IHSG Turun 1,5 Persen, Kapitalisasi Pasar Raib Rp95 Triliun

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami koreksi sebesar 1,57 persen dan berada pada level 6.008,709 dari posisi 6.104,324 pada penutupan pekan sebelumnya.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pada perdagangan pekan ini 21-23 Desember 2020 menjelang Libur Natal, Pasar Modal Indonesia mencatatkan pergerakan data perdagangan yang cenderung fluktuatif.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono menyampaikan peningkatan kinerja pasar modal pada pekan ini hanya terjadi pada rata-rata frekuensi harian yang mengalami peningkatan sebesar 3,84 persen menjadi 1,53 juta kali transaksi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang berjumlah 1,47 juta kali transaksi.

Sementara itu rata-rata volume transaksi mengalami perubahan sebesar 14,68 persen menjadi 26,742 miliar saham dari 31,344 miliar saham pada pekan yang lalu. Rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan turut mengalami perubahan sebesar 4,85 persen atau menjadi Rp19,762 triliun dari Rp20,769 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan juga mengalami koreksi sebesar 1,57 persen dan berada pada level 6.008,709 dari posisi 6.104,324 pada penutupan pekan sebelumnya.

Kemudian data kapitalisasi pasar ditutup terkoreksi atau mengalami perubahan sebesar 1,35 persen atau berkurang Rp95,62 triliun menjadi Rp7.006,354 triliun dari Rp7.101,974 triliun pada pekan yang lalu.

"Investor asing pada Rabu (23/12/2020) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp390,66 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp47,741 triliun," paparnya, dikutip Kamis (24/12/2020).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelemahan indeks pada Rabu (23/12/2020) akibat tertekan oleh kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terukur.

Pun, cuti bersama yang diterapkan pemerintah Indonesia membuat investor banyak melakukan aksi jual. Selain itu, dari global hak veto Presiden AS Donald Trump terkait stimulus AS dan darurat militer turut menekan pasar.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menambahkan, koreksi pasar yang terjadi juga disebabkan oleh kepanikan investor atas mutasi baru virus Covid-19 yang ditemukan di Inggris.

“Sentimen disebabkan oleh panic selling akibat sentimen negatif virus corona varian baru,” katanya kepada Bisnis, Rabu (23/12/2020).

Sementara itu, pada Senin (21/12) Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 (Obligasi) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 (Sukuk) yang diterbitkan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp1,5 triliun dan untuk Sukuk dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idA (Single A) untuk Obligasi, sementara Sukuk mendapat peringkat idA(sy) (Single A Syariah). PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2020 adalah 103 Emisi dari 59 Emiten senilai Rp86,96 triliun. Dengan pencatatan tersebut pada pekan ini, maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 469 Emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp431,57 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 128 Emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 138 seri dengan nilai nominal Rp3.861,26 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp7,13 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper