Bisnis.com, JAKARTA - Emiten consumer goods, PT Mayora Indah Tbk. telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,8 triliun dari total Rp2 triliun hingga September 2020.
Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar mengatakan belanja modal yang ekspansif pada tahun ini salah satunya dilakukan untuk pembangunan pabrik torabika. Di sisi lain perusahaan juga melakukan ekspansi untuk produk wafer serta biskuit.
"Seluruh belanja modal pada tahun ini diharapkan akan memberi kapasitas tambahan sebesar 20 persen pada tahun mendatang," katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Rabu (23/12/2020).
Ia melanjutkan, pembangunan pabrik di Filipina juga telah berjalan dengan lancar meski masih dalam kapasitas kecil. Pabrik tersebut masuk dalam anak perusahaan Torabika sehingga tidak mengganggu total konsolidasi perseroan.
Sementara itu, perusahaan telah menetapkan angka capex pada 2021 di kisaran Rp600 miliar hingga Rp1 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan produk-produk baru yang telah dirilis pada tahun ini.
"Sumber pendanaannya ada yang dari kas internal, ada yang dari bank," tambahnya.
Baca Juga
Berdasarkan data laporan keuangan hingga kuartal ketiga tahun 2020, perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih 42,02 persen dibanginkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,56 triliun.
Adapun, pendapatan emiten berkode saham MYOR tersebut sebenarnya menurun tipis 2,11 persen yoy menjadi Rp17,58 triliun.
Selain mampu menekan beban pokok penjualan dan beban usaha, perseroan mencatatkan kenaikan signifikan dari pos laba selisih kurs mata uang asing sebesar Rp303,94 miliar berbanding terbalik dari posisi rugi selisih kurs sebesar Rp143,89 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di samping itu, perseroan juga memperoleh penghasilan bersih lain-lain sebesar Rp120,11 miliar berbanding terbalik dari posisi rugi bersih lain-lain sebesar Rp433,02 miliar pada periode hingga September 2020.