Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak global memanas seiring dengan berkurangnya cadangan minyak di Amerika Serikat dan rencana peluncuran stimulus ekonomi.
Pada perdagangan Kamis (17/12/2020) pukul 10.21 WIB, harga minyak WTI kontrak Januari 2021 naik 0,98 persen atau 0,47 poin menjadi US$48,29 per barel.
Harga minyak Brent kontrak Februari 2021 meningkat 0,96 persen atau 0,49 poin menjadi US$51,57 per barel.
Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga minyak naik di awal sesi Kamis (17/12/2020) setelah secara mengejutkan Energy Information Administration (EIA) melaporkan cadangan minyak mentah AS turun sebesar 3,1 juta barel semalam.
"Hal ini memicu aksi minat beli minyak mentah. Di sisi lain, optimisme stimulus bantuan AS juga membantu meningkatnya permintaan minyak mentah," papar Monex, Kamis (17/12/2020).
Harga minyak WTI berpotensi beli jika harga naik ke atas level US$48.40, menguji kisaran US$48.60 - US$49.00. Sebaliknya, jika harga turun ke bawah level US$48.00, harga minyak berpotensi jual menguji kisaran US$47.15 - US$47.60.
Baca Juga
Mengutip Bloomberg, pemulihan harga minyak global akan memunculkan optimisme organisasi negara pengekspor minyak OPEC+ bahwa keberadaan vaksin yang bisa menahan penyebaran virus dapat membantu pemulihan konsumsi minyak bumi.
OPEC+ pada awal bulan ini menyetujui peningkatan output sebesar 500.000 barel per hari pada momentum tahun baru. Sementara itu, pertemuan akan kembali dilanjutkan pada 4 Januari 2021 dengan pembahasan peningkatan output pada bulan Februari.
Data penggunaan jalan juga menunjukkan pemulihan di kawasan Asia sebagai yang terkuat, disusul Eropa dan Amerika.
Sementara, permintaan bensin mendekati level sebelum Covid-19 di China, India dan Jepang. Keempat negara tersebut masuk dalam daftar empat konsumen minyak terbesar di dunia.