Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) menganggarkan belanja modal sekitar Rp14 miliar hingga akhir tahun 2020.
Direktur Itama Ranoraya Pratoto Satno Raharjo mengatakan pihaknya melakukan perubahan penggunaan belanja modal yang awalnya direncanakan untuk membuka cabang.
“Setelah kita evaluasi pembukaan cabang malah belum perlu karena lebih efisien melakukan penunjukkan daerah sehingga hasil IPO (initial public offering) banyak digunakan untuk modal kerja,” ungkap Pratoto dalam paparan publik virtual perseroan pada Rabu (16/12/2020).
Perseroan juga akan pengembangan usaha melalui diversifikasi produk yang lebih variatif. Adapun belanja modal sebesar Rp14 miliar akhir tahun ini setara dengan 10 persen dari dana IPO yang disesuaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS pada Maret lalu.
Dia merincikan belanja modal tahun ini lebih banyak digunakan untuk fasilitas gudang, transportasi, hingga peralatan pendukung administrasi seperti pengadaan komputer dan lain-lain.
Lebih lanjut, Pratoto belum banyak membeberkan rencana kerja pada 2021. Namun, dia menyatakan bahwa perseroan akan melakukan ekspansi menyusul rencana pemerintah dengan anggaran yang tinggi untuk pengadaan alat kesehatan.
Baca Juga
“Capexnya pun pasti akan lebih tinggi, cuma secara nilai kita belum berani sampaikan karena kondisi pemerintah yang sangat dinamis ini kita harus antisipasi perubahan itu terus sehingga jangan sampai kita ketinggalan program pemerintah,” sambungnya.
Perusahaan yang mendistribusikan jarum suntik sekali pakai atau auto disable syringe (ADS) tersebut menyatakan pengadaan alat kesehatan oleh pemerintah memang selalu terdapat di kuartal tiga dan empat.
Baru-baru ini, IRRA sendiri sudah mendapatkan kontrak 11 juta jarum suntik sekali pakai untuk program Covid-19 oleh pemerintah dan pemesanan pengadaan produk swab antigen test milik Abbott dengan nama Panbio untuk mendeteksi Covid-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).