Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti Grup Lippo yaitu PT Lippo Karawaci Tbk. dan PT Lippo Cikarang Tbk. siap berekspansi secara agresif pada tahun depan seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi.
Direktur Lippo Karawaci Tevilyan Yudhistira Rusli mengatakan anggaran belanja modal atau capital expenditure yang akan digelontorkan pada 2021 akan disesuaikan dengan target prapenjualan (marketing sales).
“Untuk capex Lippo Karawaci 2021 itu kira-kira untuk bisnis properti akan disesuaikan dengan target marketing sales Rp3,5 triliun, capex akan mengikuti angka itu,” kata Yudhis dalam paparan publik daring, Senin (15/12/2020).
Sementara untuk segmen bisnis yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring) akan disediakan capex pada kisaran Rp550 miliar — Rp600 miliar. Sebagian besar atau hampir 40 persen dari anggaran capex itu akan disalurkan untuk bisnis rumah sakit perseroan lewat PT Siloam International Hospitals Tbk. Adapun, sumber pendanaan belanja modal tersebut akan diambil dari koleksi fasilitas perbankan dan pembelian dari konsumen.
“Di Siloam itu kita akan tingkatkan peralatan medis supaya meningkatkan pendapatan pada tahun-tahun berikutnya dan juga menjaga untuk membetulkan rumah sakit yang menurut kami sudah harus direnovasi,” jelas Yudhis.
Sementara itu, untuk entitas induk perseroan yaitu PT Lippo Cikarang Tbk. yang mana Yudhis juga menjabat sebagai direktur akan menganggarkan belanja modal yang disesuaikan dengan target marketing sales senilai Rp1,4 triliun dan Rp30 miliar untuk pengelolaan kota (town management).
Belanja modal untuk pengelolaan kota rencananya akan digelontorkan untuk pemeliharaan jalan-jalan di Lippo Cikarang milik perseroan. Di sisi lain,emiten bersandi saham LPCK itu belum akan menambah cadangan lahan (landbank).
Yudhis menyebut, perseroan menyebut bakal menggarap dan memaksimalkan landbank yang sudah ada. Pasalnya saat ini perseroan masih memiliki sisa landbank lebih dari 200 hektare - 300 hektare.
“Sampai sekarang dengan adanya lahan yang masih besar itu untuk sementara Lippo Cikarang tidak mempunyai rencana untuk membeli lahan yang baru,” ujarnya.
Sebelumnya,CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan optimistis bisnis properti akan bergairah kembali dalam delapan hingga sepuluh taun mendatang. Industri properti diyakni bakal kembali ke puncak kejayaan seperti masa 2012 lalu berkat sejumlah faktor, antara lain omnibus law Undang-undang Cipta Kerja.
“Kami dari industri properti cukup optimis melihat perkembangan dari sektor kami selama setahun terakhir. Sudah kira-kira 8 tahun ditunggu-tunggu kapan industri properti ini akan bangkit lagi,” kata John dalam paparan Economic Outlook 2021 yang digelar secara virtual, Rabu (25/11/2020).