Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor pertambangan, PT Petrosea Tbk., menargetkan pertumbuhan 20 persen terhadap volume pengelupasan tanah atau overburden removal pada 2021.
Direktur Keuangan Petrosea Romi Novan Indrawan mengatakan bahwa melihat adanya perbaikan kinerja operasional sejak awal kuartal IV/2020 yang tercermin dari beberapa operasi tambang mitra kerja yang mulai kembali normal setelah dibayangi tantangan pandemi Covid-19.
Perbaikan kinerja operasional itu pun diyakini berlanjut hingga 2021 seiring dengan tren kenaikan harga batu bara.
Untuk diketahui, pada perdagangan Senin (14/12/2020) harga batu bara Newcastle untuk kontrak Januari 2021 di bursa ICE parkir di level US$83,85 per ton, naik 1,64 persen.
Adapun, dalam perdagangan tiga bulan terakhir harga naik hingga 44,94 persen dan sepanjang tahun berjalan 2020 harga menguat 14,31 persen.
"Target kami 2021 kurang lebih mungkin ada kenaikan [volume OB] sebesar 20 persen dari tahun ini," ujar Novan saat paparan publik secara daring, Selasa (15/12/2020).
Baca Juga
Pada tahun ini, emiten berkode saham PTRO itu menargetkan volume OB sebesar 118 juta bcm dan volume produksi sebesar 31 juta ton.
Hingga kuartal III/2020, entitas usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) itu mencatatkan volume OB sebesar 68,8 juta bcm dan volume produksi sebesar 19,1 juta ton batu bara.
Novan menjelaskan bahwa kinerja itu cenderung menurun dibandingkan dengan tahun lalu disebabkan tekanan harga batu bara yang melemah. Hal itu mempengaruhi volume produksi klien dan kontrak pertambangan perseroan.
Di sisi lain, PTRO mengalokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$100 juta pada 2021, lebih tinggi daripada panduan capex 2020 yang dipangkas seiring dengan strategi defensif perseroan di tengah pandemi Covid-10, yaitu sekitar US$34 juta.
Novan menjelaskan bahwa sebagian besar alokasi capex tersebut untuk jasa pertambangan di PT Kideco Jaya Agung, yang juga entitas usaha Indika Energy.
“Capex kami juga dipakai untuk mendukung target tambahan dari klien yang baru,” ujar Novan.
PTRO akan menggunakan akses terhadap berbagai fasilitas pinjaman perbankan sebagai sumber pendanaan capex di tahun depan.
Adapun, hingga kuartal III/2020 PTRO telah menyerap capex sebesar US$23,6 juta.