Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun dari level tertinggi dua minggu karena investor menilai kekhawatiran baru atas kemajuan pembicaraan stimulus di antara anggota parlemen AS.
Pada perdagangan Kamis (10/12/2020) 05.40 WIB, harga emas spot naik tipis 0,01 persen menjadi US$1.839,65 per troy ounce.
Harga Emas Comex kontrak Februari 2021 koreksi 1,71 persen menuju US$1.842,9 per troy ounce.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang naik 0,16 persen menjadi 91,109.
Mengutip Bloomberg, anggota parlemen Demokrat dan Republik yang mengerjakan rencana bantuan pandemi kompromi menyampaikan ringkasan proposal mereka yang lebih rinci pada hari Rabu, tetapi belum menyelesaikan kebuntuan atas perisai kewajiban bisnis dan bantuan kepada pemerintah negara bagian dan lokal.
Dolar menguat karena saham AS tergelincir dari level tertinggi sepanjang masa pada Rabu. Kenaikan dolar AS turut menekan harga emas global.
Baca Juga
Spot emas turun 1,7 persen menjadi US$1,839.23 per ounce pada 16:28 sore di New York, setelah menyentuh level tertinggi sejak 23 November pada hari Selasa. Futures untuk pengiriman Februari turun 1,9 persen menjadi US$1,838.50 di Comex.
Penurunan emas di bawah level support di US$1.845 - US$1.850 meningkatkan penjualan, menurut Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam di BMO Capital Markets. Namun, pembelian yang layak di bawah US$1.840 telah menahan koreksi untuk saat ini.
Emas masih menuju kenaikan tahunan terbesar dalam satu dekade di tengah jumlah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang perekonomian. Bank-bank sentral terkemuka memulai gelombang baru pembelian obligasi, dengan Bank Sentral Eropa diharapkan meningkatkan rencana pembeliannya ketika bertemu pada hari Kamis.
"Harga emas kemungkinan akan menutup tahun 2020 dengan nilai tambah yang signifikan, meskipun ada penurunan yang cukup besar di musim gugur," kata Carsten Fritsch, seorang analis di Commerzbank AG, dalam sebuah catatan.
"Kami tidak mengharapkan perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang sangat ekspansif meskipun ada vaksinasi yang akan datang untuk virus corona," katanya.