Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat memangkas tingkat keuntungan setelah sebuah laporan menyebut Pfizer inc akan memberikan dosis vaksin lebih sedikit dari yang diperkirakan.
Dilansir dari Bloomberg, Wall Street telah mencapai rekor tertinggi tiga hari beruntun sebelum parkir di zona merah pada perdagangan Kamis (3/12/2020). Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,20 persen. Adapun indeks Dow Jones dan Nasdaq Composite menguat masing-masing 0,29 persen dan 0,23 persen.
Di awal perdagangan, Dow Jones menguat 0,32 person sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 0,28 persen. Sementara itu, indeks indeks S&P 500 menguat tipis 0,09 persen dan memperbarui rekor tertingginya sepanjang masa.
Sektor sektor real estat dan konsumer memimpin kenaikan indeks S&P 500. Saham Micron Technology Inc. naik setelah produsen chip tersebut meningkatkan proyeksi pendapatan tahun ini. Saham International Paper Co. melonjak setelah mengumumkan rencana spin-off.
Para pelaku pasar kini fokus ke proposal stimulus yang didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Republik. Dukungan dari dua partai membuat peluang pemberian stimulus sebelum tutup tahun terbuka lebar.
"Kami terus melihat tarik-menarik jangka pendek versus jangka panjang," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank, melalui telepon,seperti dikutip dari Bloomberg.
Fokus investor telah beralih ke proposal Partai Demokrat untuk memecahkan kebuntuan stimulus yang dapat mendorong reli di pasar saham.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan amat "menggembirakan" bahwa Demokrat menerima jumlah yang lebih kecil untuk paket stimulus. Namun hal itu tidak memberikan indikasi bahwa Partai Demokrat bersedia menaikkan tawarannya sendiri untuk mendapatkan kesepakatan.
Sebelumnya Ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Partai Demokrat Chuck Schumer menyepakati proposal paket stimulus senilai US$908 miliar.
"Pasar terus berusaha keras untuk mendapatkan paket stimulus, tidak peduli apa ukurannya," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall.