Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah pada perdagangan Kamis (3/12/2020), berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau.
Berdasarkan data laman Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia tersebut ditutup turun 0,26 persen atau 1,34 poin ke level 509,39.
Dari 27 anggota konstituen indeks, 7 emiten terpantau menguat, 4 emiten berada di level stagnan, dan 16 emiten melemah.
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) terpantau menjadi saham dengan penurunan harga terendah di antara semua anggota indeks Bisnis-27. Saham berkode MIKA turun 3,45 persen ke level Rp2.800
Saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga terpantau melemah bersama dengan MIKA dengan penurunan harga saham 2,73 persen ke level Rp535.
Koreksi pada indeks ini terjadi di saat sejumlah anggota Bisnis 27 mencatatkan angka beli bersih yang cukup besar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan net foreign buy terbesar hari ini senilai Rp346 miliar disusul oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp167,3 miliar.
Emiten lain yang mencatatkan net foreign buy adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT United Tractors Tbk (UNTR). dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing senilai Rp64,5 miliar, Rp42,9 miliar, dan Rp 42,2 miliar
Sementara itu, BBRI dan MDKA juga merupakan sejumlah emiten yang menguat pada hari ini masing-masing 2,33 persen dan 1,79 persen.
Sebaliknya, IHSG dibuka di level 5.833,32 dan sempat melemah pada perdagangan pertama, tetapi berhasil berdiri kokoh di zona hijau pada sesi kedua hingga akhir sesi perdagangan.
IHSG parkir di zona hijau dengan penguatan 0,15 persen ke level 5.822,94 pada akhir sesi Kamis (3/12/2020). Sebanyak 224 saham menguat, 236 terkoreksi, dan 245 stagnan.
Adapun, investor asing tercatat mengumpulkan saham-saham emiten dalam negeri. Net buy atau beli bersih hingga jelang sesi penutupan mencapai Rp230,94 miliar. Pasar modal dalam negeri berhasil net buy setelah diterpa net sell tiga hari perdagangan berturut-turut.