Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat pada perdagangan Kamis (3/12/2020) seiring dengan sentimen positif jelang window dressing.
Hingga pukul 15.00 WIB atau akhir sesi II, IHSG naik 0,15 persen atau 8,95 poin menjadi 5.822,94, setelah bergerak di zona merah dan hijau bergantian di kisaran 5.797,01 - 5.853,16.
Jelang penutupan saham saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp357 miliar. Saham BBRI pun naik 2,33 persen menuju Rp4.400.
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan net buy asing senilai Rp160,2 miliar. Saham BBCA naik 0,16 persen menjadi Rp32.300.
Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (2/12/2020) IHSG mengakhiri lajunya di level 5,813,98 setelah menguat 1,56 persen. Adapun pergerakan didorong oleh sektor pertambangan yang naik 2,65 persen dan aneka industri yang menguat 2,62 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan indeks komposit ditutup menguat didukung optimisme akan vaksin Covid-19 yang akan segera didistribusikan. Selain itu penguatan didukung oleh sentimen window dressing.
Baca Juga
Dia juga menyebut secara teknikal pergerakan IHSG masih akan menguat dalam trend bullish yang kuat. Terutama menjelang akhir tahun akan didorong oleh fenomena window dressing.
“Sentimen positif juga datang dari rasa optimistis akan vaksin covid-19 yang akan segera didistribusikan ke seluruh dunia dalam waktu dekat,” kata Dennies.
Sementara itu, Bursa saham di kawasan Asia ditutup dengan hasil bervariasi pada perdagangan hari ini, Kamis (3/12/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (3/12/2020), indeks Topix Jepang ditutup stagnan setelah sempat menguat pada pagi tadi. Indeks Kospi Korea Selatan yang juga menghijau dengan naik 1,58 persen.
Sebaliknya, di China pergerakan bursa cenderung memerah. Indeks Shanghai Composite ditutup terkoreksi 0,2 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hongkong naik 0,6 persen Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup menghijau dengan naik 0,4 persen.
Perdagangan saham di Asia dimulai dengan tenang karena saham global berhenti di posisi tertinggi sepanjang masa, dengan investor yang dipenuhi sikap optimisme baru atas pembicaraan stimulus AS dan persetujuan vaksin.