Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali naik dua hari beruntun di akhir perdagangan Rabu (2/12/2020) seiring dengan prospek paket bantuan di Amerika Serikat. Stimulus menjadi katalis positif bagi emas karena mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS dan mengerek inflasi.
Dilansir dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 20212 naik 0,62 menjadi US$1.830,20 per ounce pada Rabu (2/12/2020) waktu New York. Sehari sebelumnya emas berjangka melonjak 2,13 persen menjadi US$1.818,90 per ounce.
Emas Comex sempat jatuh ke level US$1.780,90 per ounce pada Senin (30/11/2020), tingkat terendah sejak 2 Juli.emas mencatat kinerja bulanan terburuk dalam empat tahun pada bulan lalu seiring dengan optimisme atas rebound ekonomi yang didorong oleh kabar vaksin vaksin.
Terbaru, Inggris menyatakan menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Covid-19 yang diproduksi Pfizer-BioNTech.
Pejabat tinggi ekonomi AS pada Selasa (1/12/2020) mendesak Kongres untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi usaha kecil guna mengatasi dampak pandemi, sementara dukungan meningkat untuk rancangan undang-undang pengeluaran senilai US$1,4 triliun.
"Kami selangkah lebih dekat ke paket stimulus berikutnya; yang telah melemahkan dolar, mengikis mata uang dan mendukung harga-harga komoditas secara keseluruhan, termasuk emas dan perak," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Presiden Bank Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan pertumbuhan ekonomi AS melambat karena penyebaran virus corona dan bantuan fiskal memudar.
Untuk diketahui, harga emas telah meningkat lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini. Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Stimulus akan mendorong "beberapa permintaan fisik, mendorong inflasi harga yang bermasalah dalam beberapa bulan mendatang," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.