Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten properti PT Trimitra Prawara Goldland Tbk. yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mencapatkan kode efek ATAP.
Bursa Efek Indonesia mengonfirmasi pada Rabu (2/12/2020), bahwa Trimitra yang akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 11 Desember 2020 akan menggunakan kode efek ATAP.
Dalam pengumuman di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Trimitra Prawara Goldland akan menerbitkan sebanyak 250 juta saham. Nilai nominal saham ditetapkan sebesar Rp40 dan harga penawaran saham senilai Rp100.
Dengan demikian, Trimitra Prawara Goldland akan mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp25 miliar dalam aksi IPO tersebut.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT KGI Sekuritas Indonesia bersama penjamin emisi efek PT Reliance Sekuritas Tbk. PT Panin Sekuritas Tbk., PT Artha Sekuritas Indonesia, PT Profindo Sekuritas Indonesia, dan PT Erdikha Elit Sekuritas.
Adapun, masa penawaran umum ditetapkan pada 2 - 4 Desember 2020, setelah perseroan mendapatkan pernyataan efektif pada 30 November 2020.
Baca Juga
Selanjutnya, penjatahan dilakukan pada 8 Desember 2020. Pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 10 Desember 2020, dan mencatatkan saham di BEI pada 11 Desember 2020.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia telah mengantongi 20 perusahaan dalam daftar tunggu yang akan melakukan penawaran umum saham perdana.
Perinciannya, sebanyak 3 perusahaan berasal dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi; 2 perusahaan dari sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan; 2 perusahaan dari sektor industri barang konsumer.
Selanjutnya 2 perusahaan dari sektor pertanian, dan masing-masing 1 perusahaan dari sektor aneka industri dan keuangan.
“Kemajuan terkini, 11 di antaranya diprediksi akan melakukan IPO pada bulan Desember 2020,” kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna, Rabu (2/12/2020).
Dari 11 perusahaan yang siap go public bulan ini, sebanyak 3 perusahaan merupakan korporasi dengan aset skala menengah atau antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Sementara 8 perusahaan lainnya memiliki aset skala besar atau di atas Rp250 miliar.