Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup tajam pada perdagangan Senin (30/11/2020) akibat tekanan sejumlah sentimen. Kendati demikian, IHSG siap menanjak lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.612,41 pada penutupan perdagangan terakhir di November 2020. Indeks terkoreksi 2,96 persen akibat tertekan aksi jual bersih asing yang mencapai Rp3,27 triliun.
Koreksi tersebut merupakan pelemahan harian yang terdalam bulan ini. Namun, hal tersebut tak terlalu memengaruhi rapor hijau yang ditorehkan IHSG yang sepanjang November. Tercatat, selama satu bulan indeks berhasil menguat 9,72 persen.
Begitu pula dengan capital inflow melalui pasar saham. Sepanjang November asing tercatat membukukan net foreign buy mencapai Rp4,96 triliun di seluruh pasar.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG yang tiba-tiba terkoreksi cukup dalam di akhir bulan lebih disebabkan oleh aksi ambil untung atau profit taking investor asing.
“Ada investor asing yang masuk di level 5000-an. Jadi mereka realisasi keuntungan dan seperti biasa, asing keluar yang makan lokal fund,” tuturnya, Senin (30/11/2020)
Baca Juga
Selain itu, pasar sempat termakan kepanikan akibat informasi adanya PSBB DKI Jakarta yang lebih ketat. Namun untungnya informasi tersebut sudah dikonfirmasi berasal dari berita lawas.
Edwin menilai secara fundamental pasar akan terus membaik ke depannya. Salah satunya katalis positif adalah kabar vaksin yang sudah masuk ke Indonesia. Selain itu, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat yang telah ditiadakan.
Adapun memasuki Desember dia optimistis pasar bakal terus menunjukkan tren penguatan. Pasalnya, secara historis selama 12 tahun terakhir indeks komposit selalu naik apapun kondisi yang tengah terjadi atau kerap dikenal dengan fenomena window dressing.
“Tahun 2021, IHSG menuju level 6500. Jadi, jangan khawatir,” imbuhnya.