Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karena Indomaret dkk, Laba Bersih DNET Anjlok 72 Persen Kuartal III

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 72,92 persen secara tahunan menjadi Rp71,98 miliar pada kuartal III/2020.
Gerai Indoritel Makmur. /indoritel.
Gerai Indoritel Makmur. /indoritel.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mencatatkan penurunan laba bersih akibat dari koreksi laba dari entitas asosiasi dan ventura, kendati pendapatannya meningkat hingga kuartal ketiga tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, emiten berkode saham DNET tersebut mencetak lonjakan pendapatan sebesar 102,83 persen secara tahunan menjadi Rp316,51 miliar.

Berdasarkan segmen operasi, perseroan mencatatkan pendapatan terbesar dari serat optik (fiber optic) yang berkontribusi sebesar Rp316,5 miliar hampir 100 persen dari penghasilan hingga sembilan bulan pertama tahun ini. Angka ini pun melonjak 102,86 persen secara tahunan dari capaian periode kuartal III/2019 lalu.

Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan laba signifikan dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 67,39 persen year on year menjadi hanya Rp122,74 miliar, ditambah dengan kenaikan beban penjualan sebesar 36,22 persen menjadi Rp201,14 miliar.

DNET memang memiliki entitas asosiasi yakni PT Indomarco Prismatama, pengelola jaringan minimarket Indomaret yang berstatus sebagai perusahaan non-listing, serta PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) yang merupakan produsen Sari Roti dan PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pengelola restoran makanan cepat saji KFC Indonesia yang terdaftar di bursa.

Adapun penjualan Indomarco menurun 21 persen menjadi Rp64,63 triliun hingga September 2020. Hal ini membuat laba bersih perusahaan tersebut menurun signifikan 61,26 persen secara tahunan menjadi hanya Rp498,95 miliar.

Kejadian yang sama juga terjadi pada entitas asosiasi yakni ROTI dengan penurunan laba bersih sebesar 57,74 persen secara tahunan menjadi Rp127,19 miliar, dan diperparah dengan kerugian yang dialami oleh FAST sebesar Rp298,33 miliar.

Pada akhirnya hal ini membuat perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 72,92 persen secara tahunan menjadi Rp71,98 miliar pada kuartal III/2020, dari Rp265,84 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan tipis pos liabilitas dan ekuitas masing-masing menjadi Rp6,16 triliun dan Rp9,7 triliun jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2019.

Aset perseroan pun naik tipis 2,44 persen dibandingkan dengan capaian akhir tahun lalu menjadi Rp15,86 triliun.

Terakhir, entitas Grup Salim mencatatkan kenaikan kas dan setara kas akhir periode menjadi Rp100,79 miliar, naik 12,01 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper