Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk., mencatatkan penjualan emas dari tambang Tujuh Bukit sebesar 50.183 ons pada kuartal III/2020, dengan rata-rata harga jual US$1.910 per troy ounce.
Mengutip laporan kuartalan perseroan di laman resminya, Minggu (29/11/2020), emiten berkode saham MDKA itu juga menjual 221.518 ons perak dari tambang Tujuh Bukit dengan rata-rata harga jual US$24 per ons. Perseroan mengestimasi pendapatan dari segmen emas dan perak sebesar US$101 juta pada kuartal III/2020.
Selanjutnya, sepanjang Juli-September 2020, MDKA melakukan aksi lindung nilai untuk emas sebanyak 19.956 oz dengan harga kesepakatan US$1.448 per ons.
Sementara itu, harga emas ditutup di posisi US$1.917 per ons pada kuartal III/2020. Hal ini membuat perseroan mengestimasi adanya kerugian bersih pada lindung nilai untuk kuartal III/2020 sebesar US$9,4 juta.
Adapun dari tambang Wetar, MDKA telah menjual tembaga sebanyak 916 ton dengan harga rata-rata US$6.339 per ton. Sehingga, estimasi pendapatan dari segmen tembaga sebesar US$5,8 juta pada kuartal III/2020.
Dengan demikian, secara keseluruhan MDKA mengestimasi pendapatan pada kuartal III/2020 sebesar US$106,8 juta.
Baca Juga
Sementara itu, hingga saat ini, perseroan belum melaporkan laporan keuangan untuk kuartal III/2020. Manajemen Merdeka Copper Gold menyampaikan bahwa laporan keuangan konsolidasi perseroan periode 30 September 2020 sedang dalam proses audit oleh kantor akuntan publik.
Sesuai dengan peraturan Bursa tentang kewajiban penyampaian informasi, periode pengiriman laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik dapat dilakukan selambatnya-lambatnya 3 bulan setelah tanggal laporan keuangan interim dimaksud.
“Sehubungan dengan hal itu, kami sampaikan bahwa laporan keuangan konsolidasian periode 30 September 2020 akan kami kirimkan kepada Bursa selambat-lambatnya sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tulis Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri seperti dikutip dari keterbukaan informasinya, Minggu (29/11).
Di sisi lain, pada kuartal III/2020, MDKA telah memproduksi emas dari tambang Tujuh Bukit sebanyak 42.997 ons dengan dengan biaya pendukung atau all-in sustaining cost (AISC) sebesar US$561 per ons dan biaya produksi sebesar US$315 per ons.
Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, perseroan telah memproduksi emas sebanyak 151.820 ons dengan AISC sebesar US$626 per ons dan biaya produksi sebesar US$395 per ons.
Adapun, telah terjadi peristiwa tidak terduga pada salah satu proyek di tambang Tujuh Bukit pada Sabtu (12/9), yaitu ditemukannya keretakan pada heap leach pad.
Akibat hal itu, MDKA pun mengekspektasikan total produksi emas sepanjang 2020 berubah menjadi di kisaran 154.000-160.000 ons emas seiring dengan terganggunya produksi dari tambang itu.
Padahal berdasarkan catatan Bisnis, sebelumnya MDKA berencana menaikkan panduan produksi menjadi sebesar 175.000-195.000 ounces pada tahun ini, dari panduan sebelumnya sebesar 165.000-185.000 ounces.
“Klaim asuransi untuk kerusakan material dan gangguan bisnis telah diajukan ke perusahaan asuransi perusahaan. Diskusi sedang berlangsung untuk mengonfirmasi penerimaan klaim dan perusahaan berharap dapat mencapai kesimpulan tentang hal ini pada kuartal IV/2020,” tulis manajemen Merdeka Copper Gold dikutip dari laporan kuartalannya, Minggu (29/11).
Dari tambang Wetar, perseroan telah memproduksi tembaga sebanyak 1.434 ton dengan AISC US$4,14 per pon pada kuartal III/2020. Dengan demikian, sepanjang Januari-September 2020, MDKA telah memproduksi 4.360 ton dengan AISC sebesar US$4,27 per pon.
Manajemen Merdeka Copper Gold menjelaskan perseroan tengah melakukan tinjauan strategis tambang Wetar untuk integrasi dengan proyek AIM yang tengah dilakukan perseroan. Hal inilah yang mengakibatkan tertundanya produksi tembaga karena penambangan telah bergeser dari tambang Lerokis ke tambang Partolang yang baru.
“Sebagai bagian dari strategi grup untuk meningkatkan produksi tembaga, pengembangan tambang terbuka Partolang terus dilanjutkan dengan operasi yang telah dimulai pada Oktober 2020, dan mengarah pada peningkatan produksi tembaga pada 2021,” tulis manajemen Merdeka Copper Gold.