Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terus mencatatkan penurunan sementara tembaga masih menikmati kenaikan harga yang terus berlanjut.
Kondisi tersebut tak lepas dari makin meningkatnya optimisme bahwa vaksin akan memacu pemulihan ekonomi global dari pandemi.
Harga tembaga melonjak ke level tertingginya dalam tujuh tahun di London sementara emas turun di bawah US$1.800 per ounce untuk pertama kalinya sejak Juli.
Penurunan harga emas makin cepat lajunya karena investor terus beralih ke aset berisiko yang mencari keuntungan dari pemulihan akhirnya dari pandemi.
Perbedaan ini menggarisbawahi bagaimana investor semakin berpaling dari emas, yang dianggap aset safe haven saat tekanan ekonomi terjadi dan memilih tembaga, yang dipandang sebagai indikator pemulihan ekonomi global dan bagian penting dari transisi ke sumber daya energi rendah karbon.
Melansir Bloomberg, Sabtu (28/11/2020), harga emas menuju penurunan mingguan ketiga, setelah turun 13 persen dari rekor tertingginya pada Agustus.
Sementara itu, tembaga menguat untuk hari keempat secara berturut-turut karena logam industri lainnya naik
Pada hari Jumat, data dari Shanghai Futures Exchange menunjukkan stok tembaga di gudang turun ke level terendah sejak akhir 2014.
"Optimisme yang dipicu oleh berita vaksin yang positif telah berdampak pada emas, yang terus merosot meskipun dolar melemah," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif logam di BMO Capital Markets.
Harga emas spot emas turun 1,5 persen menjadi US$1.788,53 per ounce pada JUmat (28/11/2020) pukul 2:05 sore. di New York.
Sementara itu harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange naik 1,3 persen menjadi US$7.499,50 per metrik ton.