Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan perunggasan terpadu asal Indonesia, Japfa mendirikan pabrik baru di Vietnam seluas 7 hektare di Nhon Hoa Industrial park, Provinsi Binh Dinh. Investasi Japfa mencapai US$13 juta dolar atau setara 300 miliar dong. Jumlah tersebut setara Rp183,56 miliar bila dikonversi ke rupiah (Kurs Rp14.120).
Berdasarkan keterangan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vietnam, pabrik pakan Japfa akan dilengkapi lini produksi modern dengan kapasitas 180 ribu ton per tahun. Produksi pakan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak di wilayah Vietnam Tengah.
Acara peresmian pabrik juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien, dan Wakil Ketua Komite Rakyat Binh Dinh, Nguyen Tuan Thanh.
“Pembangunan pabrik ini tidak hanya menunjukkan kisah sukses perusahaan Indonesia di Vietnam namun juga mencerminkan peran penting sektor swasta dalam memajukan hubungan kedua negara,” ujar Dubes Ibnu Hadi melalui keterangan resmi, Jumat (27/11/2020).
Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien menyatakan bahwa perusahaan Indonesia yang beroperasi sejak tahun 1995 di wilayah Vietnam ini telah banyak membantu dan memajukan pembangunan industri peternakan di negara tersebut.
General Director JAPFA Vietnam Arif Widjaja menuturkan bahwa meski pandemi Covid-19 berdampak negatif pada dunia bisnis secara umum, Japfa tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proses pembangunan pabrik.
Baca Juga
Pasalnya pembangunan pabrik akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja agar kesejahteraan masyarakat di Provinsi Binh Dinh dan di Vietnam pada umumnya meningkat.
Untuk diketahui, Japfa Vietnam merupakan perusahaan Indonesia yang beroperasi di Vietnam dengan status 100% saham milik asing (foreign-owned company).
Dengan dibukanya pabrik baru di Provinsi Binh Dinh, Japfa Vietnam kini memiliki enam pabrik pengolahan pakan ternak yang tersebar di beberapa provinsi, yaitu di Vinh Phuc, Long An, Thai Binh, Hoa Binh, dan Binh Thuan, dengan jumlah total investasi sebesar US$246 juta.