Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak berpotensi menguat pada sesi perdagangan AS Jumat (20/11/2020) di tengah optimisme pasar terkait bantuan stimulus pandemi Covid-19 oleh Pemerintah AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (20/11/2020) hingga pukul 18.39 WIB harga minyak jenis WTI untuk kontrak Desember 2020 di bursa Nymex berada di level US$42,12 per barel, terapresiasi 0,91 persen.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent di bursa ICE untuk kontrak Januari 2021 berada di posisi US$44,72 per barel, naik 1,18 persen.
Adapun, kinerja itu membuat harga minyak menuju kenaikan mingguan tiga kali berturut-turut seiring dengan perkembangan baik vaksin Covid-19 yang mendorong sentimen bullish terhadap banyak pasar aset berisiko, tidak terkecuali minyak.
Tim Analis Monex Investindo Futures mengatakan dalam risetnya bahwa harga minyak WTI berpotensi berada di posisi beli untuk menguji level US$42,45 per barel pada sesi perdagangan AS, jika harga berhasil bertahan di atas level US$41,7 per barel.
“Sebaliknya, jika turun ke bawah level tersebut maka berpotensi di posisi jual untuk menguji level US$41,45 per barel. Sepanjang sesi perdagangan AS, harga minyak berpotensi bergerak di kisaran US$41,45 per barel hingga US$42,45 per barel,” tulis Tim Analis Monex Investindo Futures dikutip dari publikasi risetnya, Jumat (20/11/2020).
Baca Juga
Pergerakan minyak akan dibayangi sentimen Menteri keuangan AS yang menyatakan akan memangkas dana stimulus The Fed pada 31 Desember mendatang, sedangkan ketua DPR AS menyatakan akan melanjutkan pembahasan stimulus bantuan ekonomi corona AS.
Pasar tampak menjadi lebih hati-hati dan melemahkan dolar AS. Pada perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama berada di posisi 92,35, bergerak naik tipis 0,09 persen.