Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Rugi Rp15 Triliun, Ustaz Yusuf Mansur Sarankan Beli Saham GIAA

Ustaz Yusuf Mansur atau UYM menyatakan masyarakat tak perlu pusing dengan kinerja emiten penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (GIAA) Tbk. yang terus terpuruk pada tahun ini.
Pesawat Garuda bermasker
Pesawat Garuda bermasker

Bisnis.com, JAKARTA – Ustaz Yusuf Mansur atau UYM menyatakan masyarakat tak perlu pusing dengan kinerja emiten penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (GIAA) Tbk. yang terus terpuruk pada tahun ini. 

Dikutip dari keterangan foto di laman media sosial Instagram resminya, UYM mengomentari salah satu unggahan portal media yang menyajikan berita mengenai performa keuangan perseroan yang kian memburuk pada tahun ini.

Dia bercerita kalau ekonomi Indonesia pada dasarnya berlandaskan ekonomi gotong royong sehingga tidak perlu pusing jika GIAA terus mengalami kerugian karena rakyat bisa menanggulanginya lewat ekonomi koperasi. 

“Ga usah pusing nih Garuda, contohnya... Biar disuntik permodalan oleh rakyat secara direct... Secara lsg. Lewat koperasi,” tulisnya, Jumat (7/11/2020).

Disebutkannya, cara yang bisa dilakukan adalah dengan rakyat menjadi pemegang saham baru GIAA, sama seperti yang ia lakukan yaitu dengan membeli saham emiten perbankan syariah PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS) dan untuk banyak saat harganya menjulang beberapa waktu lalu akibat isu merger.

“Masyarakat lewat koperasi, membeli saham BRIS. Sbb berkah kali, masyarakat yg ikutan saham, untung banget di BRIS. Alhamdulillaah,” sambungnya.

UYM mengatakan GIAA harusnya tidak perlu dipusingkan dengan utang berbunga mengingat rakyat tidak akan membungakan piutang yang diberikan kepada perseroan setelah membeli sahamnya.

Hal ini dikarenakan rakyat sudah cukup bangga dengan keadaan asli bahwa rakyat bisa memiliki Garuda secara korporasi.

View this post on Instagram

Ekonomi masa depan itu ekonomi jadulnya Indonesia. Ekonomi asas, ekonomi asli, Indonesia. Ekonomi Gotong Royong. Patungan.. . . Dari hari ke hari, sejak 2008, saya dg izin Allah, bersama kawan2... Menyempurnakan terus hingga hr ini, 7 November 2020... Ttg gerakan ekonomi kerakyatan... . . Ga usah pusing nih Garuda, contohnya... Biar disuntik permodalan oleh rakyat secara direct... Secara lsg. Lewat koperasi. Rakyat berduyun2, berbondong2, menjadi pemegang saham baru. Seperti yang kita lakukan scr simpel, sederhana, dan menakjubkan, di BRIS... Masyarakat lwt koperasi, membeli saham BRIS. Sbb berkah kali, masyarakat yg ikutan saham, untung banget di BRIS. Alhamdulillaah... . . Ini, kalo disamain, Garuda ga akan puyeng juga. Termasuk soal utang yang berbunga. Sebab rakyat ga akan membungakan. Rakyat udah akan cukup bangga dengan keadaan asli, bahwa rakyat bisa memiliki Garuda secara korporasi. . . Brp sih yang dibutuhkan Garuda? Hehehe. Belagu ya? Engga belagu. Simpel banget. Asli.... Cuma 15T, kan? Kecil banget ini. Ntar saya ngadep di direksi dan komisaris Garuda dah. Ke Menterinya juga... Beda kalo udah ada suntikan dana mah. Lbh adem nanti. Dan yang doain jadi banyak banget. Walo harusnya, yg plat2 merah ya otomatis sbnrnya jd milik rakyat. Tp ini beda. Ini soal megang saham lsg. Tp jgn saham yg ribet2 belinya dan regulasinya. Lsg2 aja ala pasar jongkok, hehehe. . . 15T kalo dibagi 10jt orang, kecil banget... Cuma 1,5jt saja. Dan Garuda ga mungkin perlunya 1 malam tuh duit biar ga rugi, jalan, dan memperbaiki yg kudu diperbaiki... Katakanlah ini sbg modal kerja dll selama 3th (36bl), maka patungannya cuma 41rb-an per bulan. Kalo 60bl? 25rb saja. Atau per hari, 1000. Nabung saham di Garuda, selama 5th. Bisa lsg potong gaji semua karyawan semua buruh, semua guru, semua dokter, semua tentara, semua polisi... Buat beli saham Garuda. . . Tar kita take over semua utang BUMN, hehehe. Bismillaah. Di BRIS biar gmn udah berhasil. Ga bisa dan ga boleh ada yang ngetawain Yusuf Mansur dan kita semua, hehehe. Sombong ya? Bukan. Ini pamer, hahaha. Bahwa kalau kita bersama2, beres semua persoalan negeri. Dan ini NYATA, GAMPANG. Nyata banget. Gampang banget. . . Yuk?

A post shared by Yusuf Mansur (@yusufmansurnew) on

“Brp sih yang dibutuhkan Garuda? Hehehe. Belagu ya? Engga belagu. Simpel banget. Asli.... Cuma 15T, kan? Kecil banget ini,” terangnya.

Menurutnya, dia bisa saja menghadap Direksi dan Komisaris GIAA serta Menteri BUMN untuk menangani kerugian dengan cara suntikan modal melalui saham mengingat banyak orang yang mendoakan perseroan.

Meski begitu, dia berpendapat bahwa memang harusnya perusahaan pelat merah otomatis menjadi kepemilikan rakyat, namun dengan memiliki sahamnya rakyat bisa merasa memiliki tanggung jawab.

Menurutnya, kerugian Rp15 triliun yang ditanggung oleh GIAA sebenarnya sangat kecil jika ditalangi oleh 10 juta orang, karena hanya membutuhkan modal Rp1,5 juta saja.

Menabung saham di GIAA, baginya, hanya semudah memotong gaji semua karyawan, buruh, guru, dokter, tentara, polisi.  Namun, perusahaan memang perlu melakukan perbaikan dari segala sisi.

“Tar kita take over semua utang BUMN, hehehe. Bismillah. Di BRIS biar gimana udah berhasil. Gak bisa dan gak boleh ada yang ngetawain Yusuf Mansur dan kiita semua, hehehe. Sombong ya? Bukan. Ini pamer, hahaha,” jelasnya.

Disebutkannya, jika masyarakat bahu membahu, semua permasalahan di negeri ini akan selesai dengan nyata dan gampang.

Sebagai informasi, Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, GIAA mengalami rugi bersih sebesar US$1,07 miliar atau Rp15,32 triliun, berdasarkan kurs jisdor pada Jumat (6/11/2020) yang mana US$1 adalah Rp14.321.

Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya pendapatan menjadi US$917,28 juta, jauh dibawah perolehan kuartal III/2019 sebesar US$2,79 miliar.

Dari sisi kewajiban, per akhir September, emiten penerbangan pelat merah tersebut tercatat memiliki liabilitas sebesar US$10,36 miliar atau Rp148,36 triliun, melesat 177,74 persen dibandingkan catatan kuartal III/2019 sebesar US$3,73 miliar.

Di lantai bursa, saham GIAA ditutup parkir dalam posisi stagnan pada Jumat (6/11/2020), sama seperti hari perdagangan sebelumnya yakni Rp242. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper