Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) mengumumkan telah membuka lagi gerai baru melanjutkan langkah ekspansi pada tahun ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Sabtu (31/10/2020), emiten berkode saham ACES tersebut memberitahukan bahwa pihaknya akan membuka gerai baru ke dua belas pada tahun ini.
“Gerai ini berlokasi di AEON Sentul, Bogor dengan luasan sekitar 2.200 meter persegi. Dengan demikian, perseroan memiliki total 206 gerai per akhir Oktober tahun ini," tulis Sekretaris Perusahaan Ace Hardware Helen Tanzil.
Dikutip dari pemberitaan sebelumnya pada September lalu, Helen menyebutkan perseroan menargetkan penambahan dua hingga tiga gerai lagi hingga akhir tahun ini.
Di sisi lain, perseroan juga melakukan penutupan tiga gerai; dengan uraian dua gerai di Semarang dan satu gerai di Kuningan City, Jakarta, hingga awal September 2020.
Pertimbangan yang diambil perseroan dalam rangka penutupan gerai juga cukup beragam mencakup masa sewa yang sudah berakhir sehingga harus berpindah ke lokasi lain serta evaluasi kinerja gerai termasuk didalamnya data pertumbuhan penjualan dan profitabilitas gerai.
Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa pertumbuhan gerai atau same-store sales growth (SSSG) perseroan turun 19,4 persen secara tahunan khusus untuk bulan September lalu. Angka ini jauh lebih rendah dari penurunan yang hanya satu digit pada bulan Agustus sebelumnya.
Analis Christine Natasya dari Mirae Asset Sekuritas menerangkan bahwa SSSG perseroan pada bulan September setidaknya lebih baik dibandingkan dengan bulan April, tepat saat PSBB pertama kali diberlakukan, dengan koreksi 27,7 persen secara tahunan.
“Kami mengaitkan penurunan (SSSG) tersebut diakibatkan lonjakan penjualan pada September 2019, penerapan PSBB yang lebih ketat pada September 2020, dan pelemahan permintaan karena masih banyak orang yang takut keluar rumah selama pandemi,” jelasnya dikutip dari riset, Selasa (20/10/2020).
Oleh karena itu, sekuritas memprediksi laba bersih ACES hingga sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp550 miliar hingga Rp565 miliar, dengan penurunan pos yang sama khusus untuk kuartal ketiga mencapai 19 hingga 25 persen secara tahunan.
Dengan lebih banyak menjual produk gaya hidup atau lifestyle, sekuritas percaya bahwa margin kotor perseroan bisa dipertahankan atau bahkan sedikit meningkat sehingga margin laba bersih bisa naik secara kuartalan jika diikuti dengan kenaikan penjualan dan efisiensi pengeluaran operasional serta negosiasi penurunan biaya sewa.