Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. mencatatkan perlambatan pertumbuhan pendapatan yang akhirnya membuat perseroan merugi hingga 9 bulan pertama tahun 2020 ini.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, emiten berkode saham RALS tersebut membukukan penurunan pendapatan 57,03 persen secara tahunan menjadi Rp1,9 triliun.
Adapun, beban pokok penjualan barang beli putus perseran sebenarnya sudah ditekan hingga 54,71 persen secara tahunan menjadi Rp1,1 triliun.
Hal ini juga sejalan dengan penurunan beban umum dan administrasi serta beban penjualan masing-masing 28,82 persen secara tahunan menjadi Rp818,76 miliar dan 35,11 persen secara tahunan menjadi Rp188,35 miliar.
Pada akhirnya, komponen tersebut membuat rugi bersih perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp95,22 miliar, berbalik jika dibandingkan dengan laba bersih yang diraup perseroan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp612,42 miliar.
Padahal, untuk kinerja semester pertama lalu, perseroan masih mencatatkan laba bersih Rp5,36 miliar, kendati tergerus 99,1 persen dibandingkan dengan laba periode tahun sebelumnya sebesar Rp589,83 miliar.
Berdasarkan segmen operasi, bisnis perseroan sendiri masih ditopang oleh penjualan barang beli putus dan komisi penjualan konsinyasi dari segmen pakaian dan aksesoris mencapai 85,23 persen dari total pendapatan.
Sementara itu, penjualan dari segmen yang sama juga sebenarnya menurun 67,61 persen secara tahunan menjadi Rp1,33 triliun.
Manajemen menyebutkan terjadi penurunan kas dan setara kas dan deposito berjangka yang dipakai untuk membayar dividen kas dan utang usaha pihak ketiga yang mengakibatkan liabilitas menurun signifikan.
“Terjadi penurunan kas dan setara kas, serta deposito berjangka yang dipakai untuk membayar dividen kas dan utang usaha pihak ketiga yang mengakibatkan sisi utang usaha berkurang dibandingkan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019,” ungkap perseroan
Hal ini menerangkan bahwa total liabilitas perseroan menurun 30,05 persen menjadi Rp1,03 triliun, sejalan dengan itu terjadi penurunan ekuitas 10,39 persen menjadi Rp3,73 triliun, dibandingkan dengan periode akhir tahun lalu.
Adapun, kas dan setara kas perseroan naik signifikan sebesar 107,62 persen secara tahunan menjadi Rp1,87 triliun.