Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten-Emiten BUMN Lepas Landas, Simak Rekomendasi Para Analis

Catatan kinerja indeks yang beranggotakan 20 emiten pilihan dari BUMN, BUMD, dan afiliasinya itu mampu mengungguli atau outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sepanjang periode yang sama, IHSG tercatat naik 12,28 persen.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— Pemulihan kinerja keuangan sejumlah emiten badan usaha milik negara serta kenaikan harga saham dalam 6 bulan terakhir memberi sinyal roda ekonomi dalam negeri mulai kembali berputar.

Saham-saham badan usaha milik negara (BUMN) tidak luput dari gejolak yang timbul akibat pandemi Covid-19. Kondisi itu tecermin dari pergerakan indeks IDX BUMN20 yang sempat terhempas ke level 201,347 pada 24 Maret 2020.

Kendati demikian, IDX BUMN20 mulai bangkit dan parkir di level 238,44 pada penutupan perdagangan Oktober 2020. Dalam 6 bulan terakhir, pergerakan tercatat naik 22,90 persen.

Catatan kinerja indeks yang beranggotakan 20 emiten pilihan dari BUMN, BUMD, dan afiliasinya itu mampu mengungguli atau outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sepanjang periode yang sama, IHSG tercatat naik 12,28 persen.

Untuk periode 6 bulan terakhir, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menjadi motor utama pergerakan IDX BUMN20. Emiten produsen nikel dan emas itu naik 114,55 persen ke level Rp1.055 hingga akhir sesi Selasa (27/10/2020).

Data Bloomberg menunjukkan 19 dari 20 emiten penghuni IDX BUMN 20 mencetak kenaikan harga saham dalam 6 bulan terakhir. Koreksi harga hanya dialami oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar 10,89 persen ke level Rp2.620.

Dari sisi kinerja keuangan, 10 dari 20 konstituen indek IDX BUMN20 telah menyampaikan realisasi kinerja kuartal III/2020. Hasilnya, memang sebagian besar membukukan penurunan laba bersih secara tahunan per 30 September 2020.

Kendati demikian, terlihat beberapa mampu membukukan pertumbuhan laba bersih secara kuartalan atau quarter on quarter (QoQ) pada kuartal III/2020. Bahkan, ANTM dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mampu membukukan pertumbuhan laba bersih ratusan persen secara kuartalan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PP Agus Purbianto mengatakan realisasi kinerja kuartal III/2020 menunjukkan beberapa proyek mulai masuk fase pemulihan. Kontribusi utama menurutnya berasal dari sektor infastruktur.

“Iya menuju pulih. Untuk kembali recovery seperti sebelum pandemi diproyeksikan pada 2023,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (30/10/2020).

Secara terpisah, SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan pertumbuhan tingkat penjualan serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal mendukung pencapaian laba usaha pada kuartal III/2020.

Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha, lanjut dia, mendukung capaian laba bersih ANTM senilai Rp750,95 miliar pada kuartal III/2020. Pencapaian itu naik 105 persen dari Rp366,66 miliar pada kuartal II/2020.

“Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama ANTM yang berbasis kepada komoditas nikel, emas, dan bauksit,” ujarnya melalui siaran pers.

OPTIMISME INVESTOR

Di lain pihak, Analis PT Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami mengatakan rebound performa IDX BUMN20 didukung oleh hampir seluruh konstituen yang menghijau. Menurutnya, indeks itu memiliki bobot yang lebih lebih ke sektor perbankan sehingga performa bank akan lebih berdampak ke IDX BUMN20 dibandingkan dengan IHSG.

“Sumber outperformance lain datang dari overweight sektor mining dan basic industry [cement],” jelasnya.

Anugerah mengatakan pemulihan IDX BUMN20 setidaknya mencerminkan ekspektasi investor terhadap sektor perbankan. Artinya, pelaku pasar mengharapkan pemulihan ekonomi pada masa mendatang.

Di lain pihak, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa indeks atau saham mulai rebound sejak akhir Maret 2020. Kondisi itu tidak terkecuali untuk IDX BUMN20.

Nafan mengungkapkan ada beberapa faktor yang menjadi pengerek kinerja saham-saham BUMN. Salah satunya penerapan good corporate governance (GCG) yang efektif.

Selain itu, dia menyebut kenaikan harga saham BUMN juga sejalan dengan kinerja perusahaan yang mulai mengalami tanda pemulihan. Pemulihan ekonomi dan membaiknya permintaan di berbagai sektor strategis juga menjadi katalis positif bagi emiten pelat merah.

“Pulihnya harga saham BUMN ini bisa mencerminkan optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia mengingat BUMN ini juga merupakan leading di sektornya masing-masing,” ujarnya.

Nafan memprediksi IDX BUMN20 memiliki resistance paling cepat pada tahun ini di level 328. Emiten seperti WIKA, JSMR, dan BMRI mendapat rekomendasi akumulasi beli.

Terpisah, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai saham BMRI dan ANTM masih menarik. Pasalnya, dua emiten pelat merah itu menurutnya membukukan kinerja keuangan yang baik pada kuartal III/2020.

“Kemudian ANTM ada sentimen dari permintaan nikel dan pembentukan holding baterai Indonesia,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper