Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama Kali Sejak 2015, Kapitalisasi Bursa China Lampaui US$10 Triliun

Kapitalisasi pasar saham negara itu sekarang mencapai US$10,04 triliun dan sedikit di bawah level tertinggi sepanjang masa, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg per 12 Oktober.
Ilustrasi. Bursa saham China./ Qilai Shen- Bloomberg
Ilustrasi. Bursa saham China./ Qilai Shen- Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai kapitalisasi pasar saham China akhirnya tembus lebih dari US$10 triliun untuk pertama kalinya sejak 2015, ketika rekor kehancuran menghapus setengah nilai pasar dalam beberapa bulan dan membebani jutaan investor dengan kerugian.

Pasar saham terbesar kedua di dunia telah menambahkan kapitalisasi hingga US$3,3 triliun sejak mencetak rekor terendah Maret lalu. Tambahan kapitalisasi ini dibantu oleh kebijakan Beijing untuk mendorong perdagangan saham, IPO dan penguatan yuan.

Pasar saham China sebenarnya telah mendekati pencapaian US$10 triliun sejak Juli, ketika pemerintah China bertindak untuk menjinakkan reli spekulatif yang tiba-tiba mendorong sejumlah kapitalisasi besar mendekati level tertinggi dalam 12 tahun.

Kapitalisasi pasar saham negara itu sekarang mencapai US$10,04 triliun dan sedikit di bawah level tertinggi sepanjang masa, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg per 12 Oktober 2020.

Sementara itu, AS memiliki pasar saham dengan kapitalisasi terbesar di dunia, yakni US$38,3 triliun.

Saham China telah menguat sejak libur panjang di tengah optimisme pemerintah akan memperkenalkan reformasi untuk mengubah kawasan di sekitar Shenzhen menjadi pusat teknologi global dan bahwa Partai Komunis yang berkuasa akan memperkenalkan kebijakan untuk merangsang permintaan ketika mengadakan pertemuan besar akhir bulan ini.

Saham telah melonjak selama musim panas karena margin utang naik pada laju tercepat sejak 2015 dan omzet melonjak.

Yuan yang lebih kuat juga membantu menopang pergerakan saham. Mata uang China naik 3,9 persen pada satu kuartal terakhir, terbesar dalam 12 tahun. Peningkatan itu telah mendorong bank sentral untuk menahan reli yuan sambil berhenti mendorong penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper