Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Perusahaan Positif, Indeks Eropa Dibuka Menguat

Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,4 persen hingga pukul 08.12 waktu London Inggris, sedangkan indeks FTSE All Share menghijau 0,34 persen. Adapun indeks DAX Jerman naik tipis 0,14 persen
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa dibuka menguat pada sesi perdagangan Jumat (9/10/2020) menyusul kabar positif dari sejumlah perusahaan di wilayah tersebut. 

Dilansir dari Bloomberg, Saham British Land Co melejit setelah keputusan perusahaan kembali membagikan dividen. Sementara itu, Novo Nordisk juga merevisi outlook penerimaan dan penjualannya tahun ini menjadi lebih tinggi.

Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,4 persen hingga pukul 08.12 waktu London Inggris, sedangkan indeks FTSE All Share menghijau 0,34 persen. Adapun indeks DAX Jerman naik tipis 0,14 persen

Sementara itu, indeks CAC 40 Prancis naik 0,48 persen yang juga diikuti kenaikan CAC All-Trade sebesar 0,53 persen.

Kontrak berjangka indeks S&P 500 menguat 0,5 persen menyusul berita bahwa Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan kepada Ketua DPR Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump menginginkan kesepakatan tentang paket bantuan komprehensif.

Bursa AS sebelumnya ditutup menguat meskipun ada komentar yang bertentangan dari Trump dan Pelosi yang mengacaukan pasar.

Bursa global kembali ke level tertinggi sepanjang masa bulan lalu di tengah meningkatnya ekspektasi investor terhadap kemenangan Joe Biden dalam pilpres dan Partai Demokrat di Kongres dalam pemilu November mendatang akan mendukung pasar saham.

Skenario tersebut tampaknya agak menekan volatilitas bahkan ketika risiko dari perpecahan dalam pemerintahan hingga kebangkitan kembali kasus virus corona mengancam pemulihan ekonomi.

“Ada peningkatan kemungkinan ‘gelombang biru’ yang mungkin bukan menjadi hal yang buruk, karena akan ada lebih banyak kepastian terkait kebijakan, terutma kebijakan fiskal untuk mendorong perekonomian, kata ahli strategi investasi senior Goldman Sachs Group Inc., Abby Joseph Cohen, seperti dikutip Bloomberg.

Meski demikian, prospek kemunculan paket stimulus masih sulit ditebak setelah Trump menarik perwakilannya dari meja perundingan Selasa lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa kelanjutan paket tersebut baru akan terjadi setelah pemilihan presiden November mendatang.

"Kami cukup skeptis tidak akan ada paket stimulus sebelum pemilihan presiden AS hingga kemungkinan Januari 2021," jelas Libby Cantrill, Head of Public Policy di Pacific Investment Management Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper