Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kinerja sempurna dalam sepekan terakhir setelah ditutup menguat 14,52 poin atau 0,29 persen pada perdagangan hari ini, Jumat (9/10/2020). Kinerja indeks dalam satu pekan terakhir bersamaan dengan pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 5.053,66 setelah bergerak di rentang 5.029,15 hingga 5.057,83 sepanjang perdagangan hari ini. Dalam sepekan terakhir, IHSG menguat 2,58 persen.
Sebanyak 224 saham menguat, 196 saham melemah, dan 165 saham stagnan pada perdagangan hari ini. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, saham-saham di sektor perkebunan dan pertambangan menjadi pemimpin penguatan indeks.
Jakmine yang berisi saham di sektor pertambangan naik 1,17 persen ke posisi 1.210,28. Adapun indeks Jakagri yang berisi saham-saham perkebunan naik 1,49 persen ke posisi 1.177,26.
Dari jajaran big caps, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menguat 1,11 persen ke posisi 2.730 dan menjadi salah satu penopang IHSG. Kemudian disusul saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang juga naik 1,83 persen.
Baca Juga
Di sektor tambang, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. naik 1,43 persen. Saham PT Aneka Tambang Tbk. bahkan menguas 6,25 persen ke posisi 765.
Sementara itu, saham di sektor perkebunan yang turut menunjang kenaikan IHSG antara lain PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (+3,29 persen), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (+2,17 persen), dan PT Astra Agro Lestar Tbk (2.34 persen).
Sebelumnya analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan IHSG tetap tangguh dan menguat meskipun masih ada ketegangan aksi massa yang memprotes UU Cipta Kerja.
Di sisi lain, dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berniat memberikan stimulus baru untuk membantu perekonomian.
Dennies menyebut sentimen dari dalam negeri masih ada tekanan terkait kondisi politik akibat disahkannya UU Omnibus Law dan masih tingginya kasus harian Covid-19.
“Secara teknikal, indikator stochastic melebar setelah membentuk goldencross mengindikasikan masih ada potensi penguatan namun perlu diwaspadai rentang penguatan mulai terbatas sehingga rawan terjadi koreksi,” demikian tulisnya dalam riset harian, Jumat (9/10/2020)