Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Stimulus Meningkat, Wall Street Ditutup Menguat

Ketiga indeks utama ditutup menguat. Indeks S&P 500 naik hingga 0,8 persen.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat ke level tertinggi sejak lima pekan terakhir pada perdagangan Kamis (8/10/2020) karena pelaku pasar berspekulasi bahwa anggota parlemen pada akhirnya akan menyepakati stimulus.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,43 persen ke level 5.039,14. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,8 persen ke level 3.446,83 dan indeks Nasdaq Composite naik 0,5 persen ke 11.420,98.

Ini menjadi kenaikan kedua kali setelah Presiden AS Donald Trump membuka pintu soal negosiasi paket stimulus. Sebelumnya Trump menolak proposal yang diajukan Partai Demokrat.

Sektr energi, utilitas, dan finansial mencatat penguatan terbesar. Sementara itu, harga minyak mentah menguat karena Badai Delta mendekati pantai Louisiana.

"Kemungkinan volatilitas jangka pendek akan terus bertahan menyusul maju mundurnya prospek kesepakatan stimulus," tulis tim analis UBS Global Wealth Management yang dipimpin oleh Mark Haefele dalam sebuah catatan.

"Kesepakatan stimulus akan tercapai pada akhirnya, bank sentral akan terus mendukung, dan perkembangan medis masih memiliki ruang untuk mengejutkan,” lanut mereka, seperti dikutip Bloomberg.

Eaton Vance Corp menguat setelah perusahaan investasi tersebut sepakar untuk diambil alih oleh Morgan Stanley. Adapun saham IBM melonjak setelah mengatakan akan melepas unit usaha infrastruktur perseroan.

Sementara itu, saham Regeneron Pharmaceuticals Inc. menguat setelah Trump mengatakan koktail antibodi adalah "kunci" untuk pemulihannya yang cepat. Presiden mengatakan dia akan mengizinkan penggunaan darurat atas obat tersebut.

Sentimen bullish sekarang kembali mengendalikan pasar, di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa kemenangan calon presiden Joe Biden dan Partai Demokrat di Kongres akan mendorong pasar saham.

Skenario tersebut tampaknya agak menekan volatilitas bahkan ketika risiko dari perpecahan dalam pemerintahan hingga kebangkitan kembali kasus virus corona mengancam pemulihan ekonomi.

"Pada titik ini pasar kemungkinan memproyeksikan kemenangan Biden. Ini adalahskenario yang patut dipertimbangkan," kata direktur pelaksana Logan Capital Management Bill Fitzpatrick.

Sementara itu, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengatakan tidak akan ada RUU mengenai maskapai penerbangan yang berdiri sendiri, tanpa jaminan bahwa stimulus lainnya akan dibahas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper