Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI (BBRI) Dilego Asing, IHSG Mampu Balikkan Keadaan ke Zona Hijau

Perbankan pelat merah berkapitalisasi pasar Rp384 triliun itu mencetak net sell hingga Rp350,9 miliar hingga jelang penutupan sesi Rabu (7/10/2020).
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan kembali ke level 5.000 pada akhir sesi perdagangan Rabu (7/10/2020).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Rabu (7/10/2020) dengan menyentuh level 5.014,610. Akan tetapi, pergerakan amblas ke zona merah lewat pukul 10:00 WIB sebelum akhirnya kembali pada akhir perdagangan.

IHSG mendarat parkir di zona hijau dengan menguat 0,10 persen atau 5,106 poin ke level 5.004,327 pada penutupan Rabu (7/10/2020). Sebanyak 182 saham menguat, 227 terkoreksi, dan 177 stagnan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi sasaran jual utama investor asing. Perbankan pelat merah berkapitalisasi pasar Rp384 triliun itu mencetak net sell hingga Rp350,9 miliar hingga jelang penutupan sesi Rabu (7/10/2020).

BBRI parkir di zona merah dengan koreksi 2,19 persen ke level Rp3.120. Sebaliknya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memimpin daftar beli asing dengan Rp67,3 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan terdapat sejumlah faktor yang menekan IHSG. Salah satunya hasil rilis data cadangan devisa Indonesia yang rendah.

“Dinamika politik dalam program stimulus Amerika Serikat menyebabkan terjadinya hambatan yang membuat para pelaku pasar bersikap wait and see,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (7/10/2020).

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa Indonesia senilai US$135,2 miliar atau Rp2.000 triliun pada akhir September 2020.

Cadangan devisa tersebut turun hingga US$1,8 miliar atau sekitar Rp26,6 triliun dibandingkan dengan Agustus 2020 yang sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah senilai US$137,0 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper