Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia berbalik menguat menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada pemerintah AS untuk mendukung sektor penerbangan dan jaminan perlindungan gaji (Paycheck Protection Program).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Jepang Topix terpantau stagnan diikuti indeks Korea Selatan Kospi yang naik 0,8 persen.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong terpantau naik 0,9 persen. Kenaikan tertinggi di pasar Asia terjadi pada Indeks S&P/ASX 200 yang melesat 1,3 persen.
Sementara itu, bursa Amerika Serikat juga mengalami pelemahan ditandai dengan indeks S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq yang sama-sama ditutup pada zona merah dengan penurunan lebih dari 1 persen.
Pengumuman yang disampaikan Trump tersebut menggema beberapa jam usai Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingati bahwa kinerja ekonomi kemungkinan akan tersandung karena minimnya dukungan tambahan.
Volatilitas indeks memang meningkat pada bulan ini setelah Trump diketahui tertular virus Covid-19 dan investor mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan stimulus.
Baca Juga
Ketua DPR Nancy Pelosi telah meminta Partai Republik untuk menyetujui RUU yang disahkan oleh DPR minggu lalu. Tetapi kesenjangan yang signifikan tetap ada antara proposal Demokrat senilai US$2,2 triliun dan tawaran US$1,6 triliun yang didukung oleh Gedung Putih.
"Reli pasar sejauh ini benar-benar didorong oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dari bank sentral, pemerintah secara global dan sebagian besar berasal dari AS," kata Emily Weis, ahli strategi makro di State Street Corp, melalui Bloomberg TV.
Ia menitikberatkan bahwa pergerakan pasar saat ini akan sangat bergantung pada stimulus fiskal yang akan dikeluarkan pemerintah AS.
Sementara itu, dengan keluarnya Trump dari rumah sakit, investor terus memantau dampak virus pada pemulihan ekonomi di seluruh dunia.
Kasus baru Covid-19 di Jerman baru-baru ini melonjak, angkanya bahkan lebih tinggi dari data April. Disisi lain, Italia juga sedang menginisiasikan aturan yang lebih ketat lagi pasca penyebaran Covid-19 untuk kedua kalinya.