Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia ditutup di zona hijau menyusul kabar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang sudah dapat meninggalkan rumah sakit pada hari Senin waktu setempat setelah menjalani perawatan.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/10/2020), seluruh pasar Asia mencatatkan hasil positif pada perdagangan hari ini, kenaikan terbesar dialami oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang parkir di level 5.941,58 atau naik 2,59 persen.
Menyusul di belakangnya adalah indeks Topix Jepang yang naik 1,74 persen ke posisi 1.637,25 disusul oleh indeks Hang Seng Hong Kong dengan kenaikan 1,46 persen di level 23.801,75.
Selanjutnya, bursa Kospi Korea Selatan juga mencatatkan pertumbuhan 1,29 persen di kisaran 2.358. Adapun, indeks Shanghai Composite terpantau turun tipis 0,2 persen di posisi 3.218,05.
Salah satu dokter dari tim medis Donald Trump pada Minggu kemarin menyatakan Presiden AS dapat keluar dari rumah sakit pada hari ini setelah perawatan untuk Covid-19 usai. Namun, kabar ini dibayangi oleh simpang-siur kepastan kesehatan Trump yang dikatakan oleh dokter lain pada tim medisnya.
“Kabar presiden AS yang mengidap Covid-19 akan menghiasi pemberitaan untuk beberapa waktu ke depan. Namun, saat ini pasar terbilang cukup gembira dengan kabar perawatan dan pemulihan Trump,” ujar Tim Riset Commerzbank AG yang dipimpin oleh Charlie Lay dalam laporannya.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi mengaku optimistis rancangan paket stimulus yang dibuat oleh Partai Demokrat dan Partai Republikan dapat rampung. Ia juga mengatakan, kabar simpang-siur kesehatan Trump akan mengubah dinamika pembahasan paket stimulus.
Dari pemilihan presiden AS, poling yang diadakan oleh Wall Street Journal dan NBC News sebelum diagnosis Trump yang mengidap Covid-19 menunjukkan kandidat presiden Partai Demokrat, Joe Biden, unggul 14 persen dari Trump.
Di sisi lain, New York berencana untuk mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menghambat penyebaran virus corona di sejumlah titik panas. Adapun, Prancis akan memberlakukan kebijakan pembatasan pergerakan yang lebih ketat.