Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 22 poin atau 0,45 persen ke posisi 4.923,76 pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (28/9/2020).
Indeks tidak mampu keluar dari tekanan setelah saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo alias big caps dilego oleh investor asing. Net foreign sell hingga akhir sesi pertama mencapai Rp324,44 miliar.
Sepanjang perdagangan sesi pertama, IHSG bergerak di rentang 4.905,51 hingga 4.991,76. Indeks sempat dibuka menguat 0,70 persen sebelum berbalik melemah 8 menit kemudian.
Total transaksi perdagangan mencapai 5,98 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp3,57 triliun. Sebanyak lima sektor saham menguat dan 5 sektor lainnya melemah.
Sektor keuangan memimpin pelemahan dengan koreksi 1,17 persen, disusul sektor saham aneka industri sebesar 1,21 persen. Sementara itu, indeks saham infrastrukut,r properti, dan aneka industri turut menahan pelemahan IHSG lebih dalam setelah menguat 0,07 persen hingga 0,40 persen.
Saham-saham big caps menjadi biang kerok pelemahan indeks. Saham PT Bank Central Asia Tbk. turun 1,16 persen, disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masing-masing 2,8 persen dan 1,27 persen.
Baca Juga
Saham big caps lainnya, yaitu PT Astra International Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), dan PT Unilever Indonesia Tbk. juga kompak melemah.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, saham BCA menjadi saham paling banyak dilego investor asing dengan nilai net foreign sell RP88,4 miliar. Kemudian disusul saham BMRI dan TLKM yang mencetak net foreign sell Rp68,4 miliar dan Rp38,1 miliar.
Sementara itu, pada saat IHSG mengakhiri sesi pertama, Bursa Asia pesta pora. Mayoritas indeks saham di Asia terpantau menguat, mulai Jepang hingga Hong Kong.
Indeks Topix Jepang naik 0,69 persen, disusul indeks CSI300 China 0,08 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan juga naik masing-masing 0,74 persen dan 1,51 persen.