Bisnis.com, JAKARTA - Produk reksa dana campuran yang memiliki pilihan aset dasar lebih banyak dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya dapat menjadi pilihan bagi investor berprofil risiko sedikit lebih berani di masa pandemi.
Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di masa depan seyogyanya akan membawa kinerja reksa dana campuran ikut reli.
Sedangkan, kondisi pasar obligasi yang ditopang tren suku bunga rendah saat ini membuat reksa dana campuran tidak terlalu tertekan oleh penurunan harga saham.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 18 September 2020, kinerja indeks reksa dana campuran tercatat minus 11,11 persen atau lebih baik ketimbang kinerja yang dicetak indeks reksa dana saham sebesar minus 23,94 persen.
Kendati demikian, kinerja indeks reksa dana campuran masih lebih rendah dibandingkan kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap sebesar 4,46 persen dan indeks reksa dana pasar uang sebesar 3,35 persen.
Pada saat bersamaan, berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) tercatat kinerja indeks obligasi Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) menguat 7,87 persen year-to-date ke level 296,15 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia mencatat IHSG anjlok 21,49 persen menjadi 4.945. Sejak menyentuh titik terendah 3.937 pada 24 Maret 2020, IHSG sudah bangkit 10,36 persen.
Adapun, reksa dana campuran memiliki underlying asset beragam mulai dari saham, surat utang, dan pasar uang. Porsi alokasi aset dari setiap aset dasar ini ditentukan tidak boleh melebihi 79 persen.
Top 10 Reksa Dana Campuran YTD
No | Nama Reksa Dana | Return YTD (%) |
1 | Victoria Mandiri Berimbang | 25,11 |
2 | SAM Mutiara Nusa Campuran | 23,53 |
3 | Mega Asset Madania Syariah | 12,41 |
4 | Simas Balance Syariah | 9,56 |
5 | Panin Dana Syariah Berimbang | 8,07 |
6 | Batavia Campuran Utama | 6,88 |
7 | Simas Balance Gemilang | 5,92 |
8 | Danamas Fleksi | 5,85 |
9 | HPAM Ultima Balance | 3,96 |
10 | Trimegah Balanced Absolute Strategy | 3,60 |
Sumber: pasardana.id per 27 September 2020