Bisnis.com, Jakarta - Belum pulihnya saham perbankan jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi kesempatan tersendiri bagi investor.
Setidaknya akhir pekan ini, menurut amatan Ellen May Institute (EMI) saham keempat emiten tersebut masih masuk rekomendasi untuk dibeli.
"Kami mereferensikan keempat saham tersebut untuk investasi jangka panjang. Saat ini, keempat saham tersebut sudah menyentuh support sehingga bisa kembali dicicil beli," tutur pendiri EMI, Ellen May kepada Bisnis, Kamis (24/9/2020).
Pada semester I/2020 keempat perbankan di atas mengalaim penurunan laba signifikan. BBNI menjadi saham dengan penurunan laba tersbesar yakni 42,3 persen. Disusul berturut-turut BBRI sebesar 36,9 persen dan BMRI sebesar 23,9 persen. BBCA menjadi yang terpukul paling kecil yakni sebesar 4 persen.
Pada akhir perdagangan Kamis ini, BBCA berada pada level harga Rp27.225 per lembar, sementara BBRI berada di kisaran Rp3.030. BBCA turun 300 poin atau 1,09 persen dari posisi sehari sebelumnya, sementara BBRI melemah 50 poin alias setara 1,62 persen.
EMI memproyeksi level support kedua emiten tersebut ada di rentang Rp27.000-27.500 (BBCA) dan Rp3.000-3.500 (BBRI).
Baca Juga
Adapun BMRI ditutup pada harga Rp5.075 alias melemah 2,4 persen, sementara BBRI terjun 2,04 persen ke angka Rp4.330. Level support kedua emiten tersebut diproyeksi Ellen May Institute pada kisaran Rp5.000-5.100 (BMRI) dan Rp4.300-4.400 (BBNI).
Terhadap investor pemula, Ellen lantas menyarankan investasi bisa dibagi sebesar 80 persen untuk jangka panjang dan 20 persen untuk trading.
"Porsi investasinya bisa 80 persen dari total modal, sedangkan sisanya untuk trading. Modal bisa dibagi 25 persen per entry untuk investasi hingga Desember. Intinya tahun 2020 adalah investing year, sehingga kesempatan langka ini perlu dimanfaatkan," tukasnya.