Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Menguat, IHSG Terkoreksi 0,22 Persen pada Akhir Sesi I

Sebagian indeks sektoral juga terkoreksi dengan penurunan paling tinggi dialami oleh sektor industri yang turun 1,26 persen.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/9/2020), di zona merah setelah sempat menguat.

Setelah mengawali perdagangan dengan kenaikan 0,08 persen, IHSG ditutup terkoreksi 0,22 persen ke 5.048,18 pada akhir sesi pertama.

Sebagian indeks sektoral juga terkoreksi dengan penurunan paling tinggi dialami oleh sektor industri yang turun 1,26 persen. Menyusul dibelakangnya adalah sektor industri lain-lain dan manufaktur yang masing-masing terkoreksi 0,64 persen dan 0,47 persen.

Saham PT Bank Central Asia Tbk masih menjadi sasaran jual bersih investor asing. Emiten berkode saham BBCA itu menjadi pemuncak kategori ini dengan nilai net foreign sell Rp17,4 miliar disusul oleh PT Astra International  Tbk (ASII) dengan nilai jual bersih Rp16,8 miliar.

Selanjutnya, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengekor BBCA dan ASII dengan nilai jual bersih sebesar Rp4,4 miliar. Kemudian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga menjadi sasaran jual bersih dengan net foreign sell sebesar Rp3,1 miliar.

Sebelumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan IHSG akan bergerak melemah yang ditandai dengan berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri.

“IHSG kami perkirakan selama seminggu berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5.000 sampai 4.754 dan resistance di level 5.100 sampai 5.187,” tulis Hans dalam publikasi risetnya.

Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wilayah Jakarta selama sepekan memang dianggap lebih longgar dari pemberlakuan PSBB periode pertama sehingga mampu mendorong IHSG naik di awal pekan lalu.

Tetapi dampak PSBB Jakarta dianggap tetap akan mengganggu aktivitas bisnis dan perusahaan. Adapun, langkah Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan dianggap sebagai sentimen positif bagi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper