Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan minyak mentah diperkirakan semakin melemah di tengah gejolak pandemi yang belum surut di berbagai belahan dunia. Hal ini terlihat dari sikap Arab Saudi yang memangkas harga penjualan minyak untuk Oktober.
Seperti dilansir dari Bloomberg, produsen minyak kerajaan Arab Saudi, Aramco, mengurangi pengiriman minyak Arab Light ke Asia yang merupakan pasar utamanya dengan jumlah yang jauh lebih besar dari perkiraan.
Ini merupakan pertama kalinya sejak Juni Aramco mendiskon Arab Light untuk pasar Asia. Pun, ini adalah bulan kedua berturut-turut penurunan barel ke Asia.
Di saat yang sama, Aramco juga menurunkan harga minyak bagi pembeli di Amerika Serikat. Tak hanya itu, perusahaan minyak itu juga akan memangkas harga untuk barel yang lebih ringan ke Eropa Barat dan Mediterania.
Pandemi dinilai menjadi biang kerok pemangkasan ini. Pasalnya, permintaan minyak tahun ini anjlok setelah pemerintah di berbagai belahan dunia menurup ekonomi, maskapai penerbangan tak beroperasi, dan para pekerja diam di rumah.
Alhasil, pada April lalu Arab Saudi, Rusia, dan para produsen minyak lainnya yang tergabung dalam OPEC+ telah sepakat untuk memangkas produksi hingga hampir 10 juta barel per hari atau sekitar 10 persen dari pasokan global, untuk meningkatkan harga.
Baca Juga
Analis Komoditas di UBS Group AG Giovanni Staunovo menilai pemotongan tersebut dan pemulihan permintaan di China telah membantu harga minyak lebih dari dua kali lipat. Meskipun sepanjang tahun berjalan masih turun sekitar 35 persen.
Sebagai catatatn, per Jumat (4/9/2020) minyak mentah Brent turun menjadi US$42,66 kerugian mingguan terbesar dalam hampir tiga bulan karena tingkat infeksi Covid-19 terus meningkat di negara-negara seperti AS dan India.
"Aramco memahami pentingnya China untuk pasar minyak global. Pemotongan harga untuk Oktober mungkin membantu mendukung impor yang lebih kuat dari China selama beberapa bulan mendatang," ungkapnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (6/9/2020)
Perusahaan menurunkan harga untuk ekspor Arab Light ke Asia pada Oktober sebesar US$1,40 per barel menjadi 50 sen di bawah patokan regional. Itu diharapkan untuk mengurangi harga sebesar $ 1 per barel menjadi diskon 10 sen, menurut survei Bloomberg.
Sebelumnya, Saudi menaikkan harga minyak Juni hingga Agustus untuk Asia. Namun, permintaan kilang melemah karena keuntungan yang lemah dari mengubah minyak mentah menjadi bensin dan bahan bakar lainnya.
Pabrik penyulingan Asia juga bekerja melalui stok besar yang dibangun di awal tahun ketika harga minyak mentah turun.
Aramco memangkas harga untuk pembeli AS untuk pertama kalinya sejak April setelah ekspor minyak Saudi ke negara itu menyusut ke level terendah dalam beberapa dekade pada Agustus.
Arab Saudi biasanya menentukan nada untuk keputusan harga oleh petrostat Timur Tengah lainnya, termasuk Irak dan Uni Emirat Arab, produsen terbesar kedua dan ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak.